Potensi Rafflesia Jadi Obyek Wisata di Bengkulu

By , Kamis, 11 Januari 2018 | 17:00 WIB

Provinsi Bengkulu, seolah diberi keistimewaan oleh Tuhan berupa puspa langka yang amat mudah tumbuh di tanahnya. Tak heran ia dijuluki Bumi Rafflesia, karena pohon yang sulit berkembang biak itu justru tumbuh subur di Bengkulu.

Bayangkan, beberapa kebun raya dengan keilmuannya begitu susah payah mengembangbiakkan puspa langka, yang jadi ikon bunga Indonesia ini.

Di Kebun Raya Bogor tercatat bunga itu pernah mekar tahun 1929, lalu baru mekar lagi tahun 2010 setelah dibentuk tim khusus di 2004.

"Sampai sekarang ya perkembangannya gitu aja, kita belum bisa memaksa bunga itu untuk mekar, karena sesuai sifat asalnya dari alam, yang merupakan keseimbangan alamnya," kata Sofie Mursidawati, Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Khusus Rafflesia dan Anggrek di Kebun Raya Bogor kepada KompasTravel, Selasa (10/1/2018).

(Baca juga: Enam Negara yang Paling Jarang Dikunjungi Wisatawan)

Menurutnya bunga tersebut lebih mudah bermekaran di habitat aslinya, tapi juga tidak semua seperti di Bengkulu, yang amat subur untuk rafflesia. Jika tidak bisa dikembangbiakkan oleh manusia, dikhawatirkan bunga rafflesia akan punah saat habitat aslinya rusak.

Namun sangat berbeda jika Anda berkunjung ke Bengkulu, buminya ragam rafflesia. Menurut Ketua Komunitas Peduli Puspa Langka Bengkulu, Sofian Ramadhan dari sembilan kabupaten yang ada di provinsi ini, semuanya berpotensi ditumbuhi bunga rafflesia.

"Sembilan kabupaten di Bengkulu itu semuanya berpotensi dan ditumbuhi bunga rafflesia. Jadi setiap bulannya ada saja yang mekar," ujarnya kepada KompasTravel saat dihubungi, Selasa (9/1/2018).

Bahkan, menurutnya, hampir tiap daerah tersebut memiliki bunga refflesia yang berbeda-beda. Bahkan ditemukan yang benar-benar endemik daerah tersebut juga endemik Bengkulu, seperti Rafflesia bengkuluensis.

(Baca juga: Muzbnb, Situs Cari Penginapan Untuk Para Traveler Muslim)

Semisal di Bengkulu Utara jenisnya Rafflesia gadutensis dan Raflesia kemumu yang belum lama ditemukan. Sedangkan di Kabupaten Kaur, terkenal dengan jenis Rafflesia bengkuluensis, lalu di Kepahiang ada Rafflesia arnoldii, di Lebong ada Rafflesia hasseltii.

"Beberapa tempat yang ditemukan rafflesia memang sudah merupakan kawasan wisata, seperti di kawasan wisata Kemumu yang baru sebulan lalu ditemukan jenis Rafflesia kemumu," ujarnya pada KompasTravel.

Sehingga, tambah Sofian, keberadaan puspa langka di sana sangat bisa berpotensi mendongkrak pendapatan masyarakat lewat pariwisata. Dengan syarat dikelola dengan benar, dan memperhatikan konservasi dan kelangsungan hidup tumbuhannya.

Artikel ini pernah tayang di Kompas.com. Baca artikel sumber