Cadangan Air Besar Ditemukan di Seluruh Mars, Apa Manfaatnya Bagi Kita?

By , Sabtu, 13 Januari 2018 | 12:00 WIB

Di lokasi di bagian tengah Mars, para ilmuwan telah menemukan lapisan es yang terkubur hanya beberapa meter di bawah permukaan planet merah. Temuan ini menambah detail krusial pada sejarah geologi Mars, dan mungkin menentukan bagaimana manusia masa depan di Mars mendapatkan air.

“Ini adalah jendela baru menuju es bawah tanah di Mars,” kata Colin Dundas, ahli geologi dari Geological Survey Amerika Serikat yang menjadi salah satu penemu lapisan es.

Para ilmuwan telah lama berteiru bahwa persediaan air dalam bentuk es terkunci di bawah tanah Mars. Pada 2002, misi Odyssey NASA memindai planet tersebut dari orbit dan mendeteksi tanda-tanda es bawah tanah yang cukup dangkal di garis lintang tinggi. Sementara pada 2008, misi Phoenix NASA menggali es di situs pendaratannya di dekat kutub utara Mars.

Baca juga: Laut Purba di Mars Simpan Petunjuk Asal Mula Kehidupan di Bumi

Pada akhir 2016 lalu, dengan menggunakan Mars Reconnaissance Orbiter (MRO) para ilmuwan menemukan lapisan es dengan air setara Danau Superior terkubur di garis lintang Mars. Namun sampai penelitian Dundas yang diterbitkan Kamis (11/1/2018) di jurnal Science, para ilmuwan kesulitan untuk memahami luas dan aksesibilitas lapisan es bawah permukaan Mars.

Delapan situs yang ditampilkan dalam studi baru ini mencakup tebing curammirip potongan kueyang terdampak erosi sehingga menampilkan lapisan bebatuan dan es yang bisa dilihat MRO dari atas. Lapisan es pertama terlihat antara 0,9 meter sampai dengan 1,8 meter di bawah tanah. Hal ini menurut Dundas, mendukung gagasan bahwa pertengahan garis lintang Mars secara berkala mengalami hujan salju besar jutaan tahun silam, ketika Mars miring pada porosnya dengan sudut yang lebih curam daripada sekarang.

“Ini merupakan gambar-gambar luar biasa yang menangkap es di bawah permukaan yang diprediksi oleh teori,” ujar ilmuwan planet di Caltech, Bethani Ehlmann, yang tak terlibat dalam studi.

“Selain itu, kita mungkin juga bisa mengeluarkan es untuk mengetahui perubahan iklim di Mars baru-baru ini, seperti yang kita lakukan di Bumi.”

Baca juga: Kini Kita Bisa Menjelajah Sebagian Antariksa Lewat Google Maps

Penemuan ini juga bisa mempengaruhi bagaimana astronaut masa depan—yang suatu hari mungkin akan mendarat di garis lintang tengah Mars—melepaskan dahaga mereka.

Misi manusia ke Mars cenderung bergantung pada mengekstrak air dari lingkungan lokal, atau memanggangnya dari mineral terhidrasi, maupun menambangnya dari endapan es. Manusia kemudian dapat meminum air tersebut atau memecahnya menjadi hidrogen dan oksigen, yang kemudian dapat digunakan untuk membuat udara untuk bernafas, dan metana untuk bahan bakar roket.

Baca juga: Imajinasi Carl Sagan Tentang Makhluk Mars

Studi NASA pada tahun 2016 dengan jelas menyatakan, satu sendok es mungkin menghasilkan lebih banyak air ketimbang satu sendok mineral, tetapi jika untuk mendapatkan es ini kita perlu menggali lapisan batu hingga 9 meter, tentu opsi ini tidak efisien. Gambar-gambar di atas telah mengubah persepsi, bahwa ternyata, lapisan es tersedia hanya beberapa meter di bawah permukaan planet.

“Itu terlihat lebih menggembirakan karena es dapat tersedia di kedalaman yang cukup dangkal, sehingga bisa digunakan sebagai sumber daya bagi misi manusia ke Mars,” ujar Angel Abbud-Madrid, direktur Center for Space Resources di Colorado School of Mines.