“Perjalanan akan membuatmu tak bisa berkata-kata, namun setelah itu membuatmu menjadi pencerita,” kata Ibnu Batuta. Ungkapan pejalan asal Maroko pada abad ke-14 itu selalu saya rasakan ketika berada dalam penugasan di suatu tempat nun jauh di pelosok Tanah Air. Situasi yang sama mungkin juga dirasakan oleh sahabat Traveler.
Pada kesempatan ini saya bermaksud mengabarkan kepada Anda bahwa lisensi majalah National Geographic Traveler untuk edisi bahasa Indonesia telah habis pada penghujung tahun ini. Namun, Anda masih bisa menyimak cerita perjalanan kami di laman www.nationalgeographic.co.id/berita/travel.
Tajuk “8 Pengembaraan Paling Berkesan” pada edisi Desember 2017 (Volume 9, No.12) menjadi misi pemungkas kami dalam menginspirasi perjalanan lestari di negeri ini. Kami merangkum sebundel cerita yang dituturkan para awak National Geographic Traveler ketika berkelindan bersama pusaka alam dan budaya di penjuru Nusantara.
Satu windu telah menandai perjalanan kami menemani sahabat pejalan. Kami bangga telah memberi warna penyajian cerita perjalanan bagi penulis maupun fotografer Tanah Air. Kami pun senantiasa mengingatkan untuk lebih mengisahkan jiwa perjalanan ketimbang cerita tentang tempat tujuan. Perjalanan adalah proses pembelajaran, proses pendewasaan diri, dan proses mencari sesuatu.
Bersama ini kami sampaikan ucapan terima kasih kepada para pembaca, kontributor, dan kolega bisnis yang senantiasa mendukung misi perjalanan lestari National Geographic Traveler.
Saat menulis catatan terakhir ini, saya membuka kembali edisi pertama National Geographic Traveler yang terbit pada Januari 2009. Tantyo Bangun, selaku editor in chief saat itu, menuturkan dalam editorialnya bahwa nadi dunia wisata akan tetap berdenyut sepanjang aliran kreativitasnya tidak terhambat. “Pariwista bisa diciptakan, dia tidak hanya diwarisi berdasar kekayaan alam atau budaya semata.”
Bumi terus berdenyut menantikan perjalanan Anda. Tak akan pernah ada cukup waktu untuk perjalanan. Jelajahi dan nikmati pesona penjuru negeri dengan cara masingmasing. Lalu, berbagilah.
Salam lestari.
Didi Kaspi Kasim
Editor in ChiefNational Geographic Traveler