Perwakilan Indonesia Raih Penghargaan UNWTO Bidang Inovasi Pariwisata

By , Jumat, 19 Januari 2018 | 09:00 WIB

Indonesia, yang diwakili oleh TRIPONYU, aplikasi tur penghubung wisatawan dan penduduk lokal di Solo, berhasil meraih UNWTO Awards for Innovation in Tourism. Empat belas proyek yang diusulkan 128 kandidat dari 55 negara, terpilih menjadi finalis pada pagelaran UNTWO Awards for Innovation in Tourism yang ke-14.

Proyek-proyek terpilih ini, dibagi menjadi empat kategori. Yakni, Public Policy and Governance, Research and Technology, Enterprises, dan Non-governmental Organizations. Pemenangnya diumumkan pada upacara penghargaan yang diselenggarakan di International Tourism Trade Fair in Spain (FITUR), Madrid, Kamis (18/1/2018).

“Hari ini, kami menghormati visi dan komitmen individu, administrasi, perusahaan, dan organisasi yang setiap hari membangun masa depan lebih baik dengan memanfaatkan potensi pariwisata,” kata Zurab Pololikashvili, Sekretaris Jenderal UNWTO, dalam sambutan pembukanya.

(Baca juga: Demi Keberlanjutan Nglanggeran, Pemuda Karang Taruna Inisiatif Kembangkan Eco Tourism)

Dihadiri hampir 500 partisipan dari berbagai negara, acara penghargaan UNWTO yang diselenggarakan oleh IFEMA|FITUR, menegaskan bahwa komunitas pariwisata telah melakukan berbagai pendekatan pariwisata yang inovatif dan berkelanjutan.

UNWTO Awards for Excellence and Innovation in Tourism ini diselenggarakan untuk menyorot dan mempromosikan upaya organisasi dan individu di seluruh dunia yang memberikan pengaruh positif pada sektor pariwisata. Prestasi mereka telah menjadi inspirasi bagi pengembangan pariwisata yang kompetitif dan berkelanjutan.

TRIPONYU sebagai Pemberdaya Penduduk Lokal dalam Sektor Pariwisata

TRIPONYU adalah aplikasi pemesanan yang menawarkan wisata unik bagi masyarakat lokal di wilayah Solo dan Jawa Tengah. Tur yang ditawarkan di aplikasi internet peer-to-peer ini sangat unik, karena dilakukan oleh penduduk lokal yang tinggal di lingkungan yang tersedia di situs TRIPONYU. Yang menarik dari tur TRIPONYU adalah bahwa pemandu lokal sendiri yang merancang tur dan menetapkan harganya.

Didirikan oleh tiga pengembang muda Indonesia, TRIPONYU memiliki tagline “menghubungkan orang dan kebahagiaan", dengan maksud membawa wisatawan untuk berhubungan langsung dengan penduduk setempat di area pariwisata. Alfonsus Aditya, salah satu pendiri, mengatakan visi dari TRIPONYU, "Untuk mengatur pariwisata sedemikian rupa dan membawa kesejahteraan bagi banyak penduduk lokal."

TRIPONYU hanya membantu dalam merencanakan dan melatih penduduk lokal untuk menjadi tuan rumah/pemandu wisata yang lebih baik. Selain itu, mereka juga dilatih dalam mengasah kemampuan bercerita maupun hal-hal lain seperti kebersihan rute, kuliner, dan keamanan bagi pengunjung. Penduduk lokal ini disebut sebagai "Teman" (bukan "pemandu"), sehingga memiliki kedudukan yang sama dengan peserta tur yang jumlahnya hanya dibatasi sepuluh orang per perjalanan.

Selain itu, tim TRIPONYU juga menghubungkan penduduk lokal ke kantor pariwisata kota, sehingga mereka dapat memahami pengembangan pariwisata yang dimiliki pemerintah kota untuk pelaku ekonomi skala kecil seperti pemandu tur lokal ini.

(Baca juga: Jendela Nusantara, Jurus Kementerian Pariwisata Perkenalkan Kekayaan Indonesia)

Salah satu program yang dilakukan adalah kampanye promosi yang ditujukan untuk pasar domestic, yang menampilkan banyak atraksi indah yang bisa ditemukan di kampung-kampung Solo. Selain itu, terdapat festival kampung sepanjang dua tahunan yang dipentaskan di halaman depan Benteng Vastenburg, dengan melibatkan lingkungan dalam Solo yang berpartisipasi.

Untuk program ini TRIPONYU bekerja sama dengan kelompok kesadaran pariwisata (Pokdarwis-Kelompok Sadar Wisata) yang mempertemukan seluruh penduduk lokal yang aktif mempromosikan warisan masyarakat dan kearifan lokalnya sebagai tempat wisata.

Aplikasi TRIPONYU yang tersedia gratis di internet telah membawa manfaat langsung bagi kemakmuran ratusan keluarga di dalam maupun sekitar Solo. Pengalaman wisata yang ditawarkan tidak hanya unik, tetapi juga melestarikan warisan masyarakat, pemandangan lingkungan, dan rasa kesejahteraan yang dirasakan oleh masyarakat lokal saat mereka yakin akan apa yang akan terjadi di masa depan. Hal ini sesuai dengan visi TRIPONYU: pariwisata harus diatur sedemikian rupa untuk membawa kesejahteraan bagi banyak orang.