<i>Great Shangqing Palace</i>, Kuil Kuno Taois Ditemukan di China

By , Senin, 29 Januari 2018 | 18:00 WIB

Selama lebih dari setengah milenium, Istana Agung Shangqing menjadi tempat ibadah utama bagi penganut sekte Tao yang populer di China. Kuil itu dilaporkan sebagai tempat ibadah beberapa generasi kaisar di negara tersebut.

Tetapi pada tahun 1930, kuil itu dibakar habis. Setelah itu, para arkeolog tak yakin di mana lokasi pastinya.

Kini, berkat penggalian selama empat tahun, sisa-sisa istana tersebut telah terkonfirmasi. Bangunan tersebut ternyata terletah di kaki Gunung Longhu, Provinsi Jiangxi, di timur China. Penggalian tersebut merupakan yang terbesar yang pernah dilakukan di situs Tao China.

Baca juga: Setelah 500 Tahun, Misteri Kepunahan Suku Aztec Terpecahkan

Untuk menentukan lokasi yang tepat, arkeolog dari Balai Penelitian Arkeologi Provinsi Jiangxi China harus melakukan survei di area yang membentang lebih dari 1,9 juta kaki persegi. Akhirnya, mereka berhasil menggali bekas kawasan istana seluas 50.000 kaki persegi.

Video yang diambil di situs tersebut menunjukkan betapa luasnya kawasan tersebut. Apa yang tersisa saat ini hanyalah pondasi batu kuno, tetapi para arkolog berencana untuk melindungi situs itu dan menghadirkan ekshibisi untuk mengedukasi penduduk tentang sejarah kuil yang pernah berdiri di sini.

Istana Agung Shangqing dibangun selama era Dinasti Song China, yang berlangsung dari tahun 960 hingga 1279. Konfusianisme dan Buddhisme juga hadir sebagai kepercayaan pada periode ini. Seni dan budaya, yang didukung oleh kaisar, turut berkembang selama pemerintahan Dinasti Song.

Baca juga: Hilang dari Sejarah Selama 1.000 Tahun, Lokasi Biara Kuno Skotlandia Terlacak

Selain memastikan lokasi kuil, para arkeolog juga menemukan tembikar, artefak porselen, dan ubin mengkilap dari lukisan kuno.

"Kami memperoleh gambaran yang jelas tentang karakteristik dasar kegiatan Taois di sini dan menemukan superposisi lapisan geologi dari dinasti Song, Yuan, Ming, dan Qing, dan gaya arsitektur pada periode ini," ujar Xu Changqing, direktur institute dalam wawancara dengan media China, CCTV.

Meski penggalian selama empat tahun itu telah usai, para arkeolog belum selesai mempelajari situs tersebut. Mereka berencana untuk menyatukan kepingan-kepingan informasi untuk mengetahui kapan tepatnya dan pada saat iklim budaya apa kuil tersebut dibangun.