Gletser Meleleh, Ribuan Artefak Kuno di Norwegia Terungkap

By , Selasa, 30 Januari 2018 | 09:00 WIB

Salah satu dampak dari pemanasan global adalah melelehnya gletser-gletser yang ada di muka Bumi. Akibat gletser yang meleleh, para arkeolog yang bekerja di lapisan es di puncak tertinggi Norwegia menemukan harta karun berupa artefak-artefak yang berasal dari tahun 4000 SM.

Berbagai artefak termasuk pakaian, senjata, perlengkapan ski kuno, serta lebih dari 2.000 relik ditemukan di area Jotunheimen dan di sekitar pegunungan di Oppland. Kerangka kuda angkut yang terawetkan dengan baik juga ditemukan di kawasan tersebut.

Benda-benda peninggalan yang terungkap akibat es yang meleleh itu dapat memberikan kita sekilas gambaran di masa lalu.

Baca juga: Manusia Purba Juga Mewarnai, Krayon Berusia 10.000 Tahun Ini Buktinya

Tim peneliti internasional kemudian melakukan penanggalan karbon terhadap artefak-artefak tersebut, untuk mengetahui pola perburuan dan perdagangan di kalangan masyarakat kuno yang pernah menghuni pegunungan es ini. Dengan mengetahui pola itu, mereka berharap dapat mengungkap berbagai tren menarik di Zaman Perunggu dan Besi.

“Salah satu pola yang benar-benar mengejutkan kita adalah kemungkinan peningkatan aktivitas pada periode yang dikenal dengan Zaman Es Kecil Purbakala Akhir (Late Antique Little Ice Age),” ujar salah satu anggota tim, James H. Barrett dari University of Cambridge di Inggris.

Anak panah, radiokarbon-tertanggal 2000 SM. Ditemukan tergeletak di atas es di dataran tinggi tempat berburu rusa. (Oystein Ronning-Andersen, Secrets of the Ice/Oppland County Council)

Ini adalah periode suhu dingin yang meliputi tahun 536-660 Masehi, saat banyak panen gagal, dan populasi menyusut. Meski demikian, tidak ada penurunan dalam hal jumlah benda yang ditemukan dari periode tersebut. Para peneliti berpendapat, saat pertanian gagal, maka perburuan akan semakin meningkat.

“Kemudian kami melihat tingginya jumlah penemuan yang berasal dari abad ke-8 hingga 10 Masehi, kemungkinan mencerminkan peningkatan populasi, mobilitas—termasuk penggunaan jalur pegunungan, dan perdagangan,” tambah Barrett.

Periode sesaat sebelum dan selama Zaman Viking ini merupakan waktu ekspansi ke luar besar-besaran di Skandinavia. Lebih banyak kota berarti lebih banyak orang yang membutuhkan tanduk dan bulu—dengan rusa kutub menjadi hewan yang paling banyak diburu.

Survei arkeologi di sepanjang es yang mencair di jalur gunung es di Lendbreen, Oppland. (Johan Wildhagen, Palookaville/http://secretsoftheice.com)

Pada waktu lain, seperti abad ke-11 dan seterusnya, para peneliti melaporkan bahwa terdapat penurunan jumlah benda temuan. Kemerosotan seperti ini kemungkinan diakibatkan oleh membaiknya metode pertanian, kondisi iklim yang memburuk, atau adanya wabah.

Meski banyak artefak yang ditemukan, namun pekerjaan para arkeolog glasial tersebut belum usai. Mereka masih terus mencari peninggalan-peninggalan lainnya dan mempelajari lebih banyak tentang sejarah Norwegia.

Baca juga: Lima Kepunahan Massal yang Pernah Dialami Bumi

Selain itu, mereka juga terus berupaya menjaga dan melestarikan benda-benda peninggalan yang ditemukan—terutama pakaian dan tekstil—akibat es mencair sebelum kondisi cuaca yang akan datang menghancurkan semuanya.