Kisah Sedih Nigel, Burung Paling Kesepian di Dunia

By , Kamis, 8 Februari 2018 | 09:00 WIB

Para pecinta alam liar sedang berduka atas kematian burung gannet, Nigel, yang dikenal sebagai ‘burung paling kesepian di dunia’. Ia mendapat julukan tersebut karena tidak ada burung lain di tempat tinggalnya.

Nigel menghabiskan waktu bertahun-tahun tinggal bersama dengan koloni burung beton palsu yang dibuat oleh para konservasionis. Ini dilakukan untuk menarik perhatian satwa liar lainnya.

Burung gannet ini benar-benar jatuh cinta dengan salah satu tiruannya di Pulau Mana. Beberapa kali, ia terlihat bersolek, meringkuk, bahkan berusaha bercinta dengan patung tersebut.

(Baca juga: Perkenalkan, Myzomela irianawidodoae, Spesies Burung Baru Temuan LIPI)

“Nigel memilih hidup di Mana, dan kami tahu dia bahagia di sana. Sebab, kalau dia tidak bahagia, dia pasti sudah pergi,” kata Chris Bell dari Department of Conservation.

“Tingkah lakunya memang cukup aneh untuk seekor gannet. Namun, setiap kelompok memiliki tokoh individualisnya,” tambahnya.

Mati di tengah patung tiruannya

Bell menemukan tubuh Nigel tak bernyawa di samping kekasih patungnya pada akhir bulan lalu. Sedihnya, Nigel mati tanpa mendapat respons dari ‘burung palsu’ yang ia coba rayu.

“Betapa frustasinya untuk berusaha memikat burung batu ini dan tidak mendapat apa-apa. Ia tidak ditolak dan tidak mendapat dorongan,” kata Bell.

Ia yakin Nigel mati di umur tua, meskipun hasil otopsi belum bisa memastikannya.

Bell menambahkan, burung gannet seperti Nigel, meskipun tidak terancam punah, membutuhkan sarang yang aman dari hama seperti tikus dan cerpelai. Mereka merupakan makhluk sosial. Dalam menentukan tempat tinggal, faktor keamanan tadi menjadi pertimbangan utama.

(Baca juga: Mengenal Burung-burung di Taman Nasional Matalawa Sumba)

“Patung tiruan itu dibuat untuk memberikan tanda kepada gannet bahwa pulau Mana aman untuk ditinggali, bebas predator, dan tempat yang menyenangkan bagi mereka,” papar Bill.

Akhir-akhir ini, terlihat tiga gannet pendatang baru yang sering mengunjungi pulau Mana. Bill mengatakan, ada kemungkinan mereka membangun koloni di sana sebagai penerus Nigel.

“Tanpa Nigel, tiga burung ini mungkin tidak mau bersarang di sini. Meskipun begitu, kami sangat optimis mereka akan membangun koloni pada akhirnya,” pungkas Bell.