Roket Pendukung Teori Bumi Datar Gagal Meluncur Lagi

By , Jumat, 9 Februari 2018 | 10:00 WIB

Pendukung teori bumi datar Mike “Mad” Hughes punya mimpi besar. Dia ingin menunggangi roket buatannya untuk melihat sendiri bahwa bumi itu tidak bulat seperti yang telah dibuktikan oleh para ilmuwan.

Namun, tampaknya Hughes masih harus menunda mimpinya tersebut setelah roket buatannya gagal meluncur pada Sabtu (3/2/2018) lalu.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Hughes pernah berencana untuk terbang menggunakan roket dari logam setinggi 549 dan melintasi gurun Mojave sejauh 1,6 kilometer pada tahun lalu. Ketika di atas, dia berniat untuk mengambil foto permukaan bumi sebelum terjun ke bawah menggunakan parasut.

Menurut Hughes, foto tersebut akan menunjukkan bahwa bumi berbentuk datar.

(Baca juga: Pria Ini Gagal Luncurkan Roket Untuk Membuktikan Bumi itu Datar)

Akan tetapi, aksi gila Hughes tersebut terpaksa batal karena berbagai masalah, termasuk larangan dari Badan Manajemen Tanah AS yang mendengar bahwa Hughes berniat menjatuhkan roketnya di tanah umum.

Hughes yang pantang menyerah kemudian mencoba kembali Sabtu kemarin. Dia mengikat dirinya pada roket hijau berlogo “Flat Earth” dan mencoba untuk meluncur. Namun, roket tersebut sama sekali tidak meninggalkan bumi.

Dalam video yang diunggah ke Youtube, Hughes menduga bahwa kegagalannya pada hari Sabtu tersebut karena masalah pada piston atau O-ring, walaupun hal tersebut tidak akan bisa dipastikan hingga roket kembali dingin untuk dibuka.

(Baca juga: Lelaki Ini Luncurkan Roket Buatannya Sendiri untuk Buktikan Kebenaran Bumi Datar)

Pendukung bumi datar ini kemudian sesumbar bahwa misinya akan bisa diulangi dalam seminggu, meskipun cara yang lebih mudah untuk mencapai tujuannya memotret permukaan bumi adalah dengan memasang kamera pada balon udara seperti yang dilakukan oleh para mahasiswa Leicester.

Lagipula, lengkungan bumi tidak akan telihat oleh mata telanjang di bawah ketinggian 10.700 meter. Oleh karena itu, ketinggian yang ingin dicapai Hughes tentunya jauh dari cukup.

Artikel ini pernah tayang di Kompas.com. Baca artikel sumber