Kasus Bunuh Diri dengan Meniru Cara Robin Williams Meningkat

By , Senin, 12 Februari 2018 | 12:00 WIB

Angka bunuh diri di Amerika Serikat meningkat hampir 10 persen menyusul kematian aktor Robin William pada 2014. Kasus bunuh diri bahkan meningkat lebih tinggi di kalangan pria dan mereka yang mengakhiri hidup dengan meniru cara Williams, yaitu dengan mati lemas.

Dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah PLOS One, menemukan dalam lima bulan dari Agustus-Desember 2014, tercatat 18.690 kasus bunuh diri, naik 9,85 persen dari jumlah kasus yang diperkirakan sebelumnya untuk periode tersebut.

Aktor komedi Williams, pemenang Oscar dalam film "Good Morning Vietnam," mengejutkan para penggemarnya ketika meninggal dengan cara bunuh diri pada Agustus 2014. Dia meninggal pada usia 63 tahun.

(Baca juga: Tingginya Angka Bunuh Diri di Gunungkidul, Karena Mitos atau Depresi?)

Para pihak berwenang mengatakan Williams meninggal akibat asfiksia atau mati lemas, setelah gantung diri di kediamannya di California. Hasil otopsi menunjukkan Williams menderita demensia, yang mengakibatkan penurunan kemampuan mental secara progresif.

Kasus bunuh diri menyusul kematian Williamns naik sebanyak 12.9 persen pada pria usia 30-44 dan studi menemukan kenaikan sebanyak 32 persen dalam kasus kematian akibat mati lemas.

Meski studi tidak bisa membuktikan kaitan yang pasti, menurut kajian tersebut tampaknya ada hubungan antara keduanya. Pemberitaan media luas mengenai kematian William "mungkin terbukti menjadi pencetus bagi segmen populasi Amerika yang berisiko tinggi (misalnya pria paruh baya yang putus asa), untuk mencoba bunuh diri, dari yang sebelumnya baru sebatas ide bunuh diri.

(Baca juga: Hikikomori, Penyakit Mental yang Membuat Warga Jepang Mengurung Diri)

Walaupun efek dari pemberitaan luas kasus bunuh diri selebriti sebelumnya juga dihubungkan dengan peningkat kasus bunuh diri pada masyarakat luas, studi mengatakan pemberitaan mengenai kematian Williams, sangat mendetil dan sensional. Dan semakin membesar dengan media sosial.

Kematian vokalis band Nirvana, Kurt Cobain, pada 1994, misalnya, tampaknya berdampak minim pada tingkat kasus bunuh diri di Seattle, kampung halamannya. Sebagian karena pemberitaan yang terbatas, menurut studi itu.

"Industri media bisa secara positif atau negatif mempengaruhi peniruan bunuh diri," menurut studi itu. "Tajuk berita populer mengindikasikan pedoman pemberitaan kasus bunuh diri tidak dipatuhi dalam kasus Williams." Studi itu menggunakan data yang dikumpulkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.

Artikel ini pernah tayang di voaindonesia.com. Baca artikel sumber