Tidak Semua Jam Tangan Mampu Jadi Teman Beraktivitas Outdoor

By , Senin, 12 Februari 2018 | 17:00 WIB

Sering mendaki gunung, rafting atau sekadar beraktivitas di tengah alam? Tentunya kebutuhan untuk mengetahui waktu menjadi salah satu hal yang utama. Namun tidak jarang juga kebutuhan ini terhambat ketika jam tangan yang kita pakai "menyerah" di tengah jalan akibat berbagai faktor. Lebih lengkap lagi ketika telepon genggam kita juga mati karena kehabisan daya, sehingga kita benar-benar menjadi buta waktu.

Sejalan dengan perkembangan teknologi, fitur pada jam tangan pun juga semakin berkembang. Tidak hanya fitur, konsep jam tangan itu sendiri juga mulai mengalami evolusi.

Sejarah mencatat bahwa jam tangan bermula pada abad ke-16, di mana jam tangan masih menggunakan mesin penggerak mekanik manual. Hingga akhirnya pada abad ke-21 jam tangan sudah menjadi seperti perangkat pintar yang bersaing dengan ponsel pintar.

Baca juga: Kayu Super Lebih Kuat Dari Baja Ini Mampu Menahan Peluru

Perkembangan dan kecanggihan inilah yang kemudian membuat jam tangan pintar seakan mampu menjadi teman kita di segala situasi dan tempat. Pada faktanya, tidak semua jam tangan mampu menantang lumpur dan air ataupun bertahan dalam guncangan ketika kita beraktivitas luar ruangan.

Sesuaikan Fitur dengan Kebutuhan

Memiliki fitur yang banyak dan canggih belum tentu sesuai untuk dipakai ketika kita beraktivitas luar ruangan. Semakin banyak fitur tentu semakin banyak perangkat yang disematkan, artinya semakin bertambah juga berat jam tangan. Oleh sebab itu memilah fitur sesuai kebutuhan adalah satu rumus yang perlu kita pegang saat ingin memilih jam tangan.

Fitur tahan terhadap air biasanya dicantumkan dalam satuan BAR. (Bhisma Adinaya)

Fitur pertama yang wajib dimiliki adalah ketahanan terhadap air. Kegiatan apapun, di dalam atau di luar ruangan sekalipun, risiko terkena air tentu ada. Terlebih lagi aktivitas di luar ruangan yang identik dengan keringat ataupun hujan.

Berbagai produsen jam tangan menyematkan keterangan tahan air pada kemasan ataupun pada jam tangan itu sendiri. Namun keterangan ini tidak sepenuhnya dapat menjamin jam tangan tersebut akan "kebal" terhadap air di berbagai kondisi. Bahkan tahan air pun belum tentu dapat bertahan ketika kita gunakan saat menyelam.

Pada G-Shock GG-1000 misalnya, selain tahan terhadap air, jam tangan keluaran CASIO ini juga menyematkan keterangan 20 BAR. Artinya, jam tangan ini mampu bertahan hingga kedalaman 200 meter. Dengan kata lain G-Shock GG-1000 dapat digunakan ketika berenang, snorkeling (menyelam pada permukaan cukup dalam namun tanpa tabung oksigen) ataupun berolahraga air —Pada umumnya, jam tangan berada pada tingkatan di bawah 5 BAR.

Tidak hanya tahan air, tahan terhadap lumpur juga menjadi salah satu nilai tambah, mengingat kita tidak hanya menghadapi air saat beraktivitas di luar ruangan.

Tidak semua jam tangan memiliki fitur kompas. Terlebih lagi fitur kompas yang mudah dioperasikan. (Bhisma Adinaya)

Fitur kedua yang tidak kalah penting adalah adanya fitur fungsi utama perangkat luar ruangan seperti penunjuk arah dan pengukur suhu.

Walaupun ponsel pintar saat ini kebanyakan sudah dilengkap dengan fitur serupa, namun tidak semua ponsel tangguh menghadapi medan dan daya yang akan cepat terkuras.

Selain itu, walaupun fitur selain thermometer dan kompas banyak disematkan pada jam tangan saat ini, namun tidak semua fitur tersebut akan terpakai. Ironinya, semakin banyak fitur, semakin bertambah pula bobot jam tangan.

Setelah memilah jam tangan yang ingin dibeli dengan pertimbangan di atas, ada baiknya juga pertimbangan sumber daya jam tangan tersebut. Saat ini ada tiga jenis sumber daya jam tangan: kinetik, baterai dan tenaga surya.

G-Shock GX-56BB, salah satu jam tangan outdoor dengan sumber daya cahaya matahari ataupun sumber cahaya lainnya. (Casio.com)

Ketiga jenis sumber daya ini tentu memiliki kelebihan dan dan kekurangan masing-masing. Jam tangan kinetik akan melambat dan berhenti ketika kita tidak rutin melakukan "pemutaran" daya, namun kita tidak perlu rutin membeli baterai pengganti ketika daya habis.

Jam tangan dengan baterai membebaskan kita dari kegiatan "pemutaran" daya, namun kita perlu secara berkala mengganti baterai ketika daya habis.

Baca juga: Roket Terkuat di Dunia Bisa Bawa Mobil ke Luar Angkasa

Sementara itu jam tangan dengan sumber daya tenaga matahari membebaskan kita dari urusan penggantian baterai ataupun "pemutaran" daya secara manual. Jam tangan dengan sumber daya ini hanya perlu terpapar oleh cahaya. Dengan kata lain, ketika kita beraktivitas di luar ruangan dan terpapar cahaya matahari, jam tangan akan secara otomatis melakukan pengisian daya.