Jedek, Bahasa Baru yang Ditemukan di Malaysia

By , Senin, 12 Februari 2018 | 18:00 WIB

Menurut perhitungan terakhir dari Linguistic Society of America, ada sekitar 7000 jenis bahasa manusia di dunia. Namun, bahasa-bahasa tersebut terancam punah setiap hari.

Untuk melestarikannya, beberapa orang berupaya untuk mendokumentasikan bahasa. Salah satunya melalui proyek Tongues of Semang dari DoBES. Proyek ini secara spesifik mempelajari variasi bahasa Aslian yang masuk ke dalam famili bahasa Austroasiatic di semenanjung Malay.

Saat sedang mempelajari penutur bahasa Jahai, Joanne Yager, ahli linguistik dari Lund University, menemukan beberapa penduduk desa yang menggunakan kata, fonem, dan struktur gramatikal yang berbeda dari bahasa Jahai.

(Baca juga: Ratusan Ragam Bahasa di Indonesia Hadapi Ancaman Kepunahan)

Yager yang memimpin penelitian Tipologi Bahasa, menguraikan penemuan bahasa Jedek -- yang sebelumnya tidak dikenal ini.

Hanya ada sekitar 280 orang yang berbicara dengan bahasa Jedek. Penutur Jedek diduga merupakan bagian dari masyarakat pemburu-pengumpul yang pernah tinggal di sepanjang sungai Pergau, tetapi ditempatkan kembali di utara Malaysia. Beberapa kata yang mereka ucapkan memiliki kesamaan dengan bahasa Aslian.

Meskipun begitu, tidak ada kata yang menggambarkan kepemilikan dalam bahasa Jedek --  contohnya, ‘mencuri’, ‘membeli’ atau ‘menjual’. Namun, ada kosa kata kompleks untuk menggambarkan ‘berbagi’ dan ‘bertukar’.

Mungkin ini disebabkan karena tidak banyak kekerasan yang terjadi di desa. Tidak ada persaingan antar penduduk. Juga tak ada hukum, pengadilan dan profesi.

(Baca juga: Masyarakat Pemburu-Pengumpul di Malaysia Memiliki Indra Penciuman yang Spesial)

Bahasa Jedek sebelumnya tidak dikenali oleh para antropolog. Namun, Yager yang menghabiskan waktu bersama dengan penutur Jahai akhirnya menyadari bahwa beberapa dari mereka mengucapkan bahasa yang berbeda.

Selain Jedek, beberapa bahasa baru juga ditemukan akhir-akhir ini. Pada 2013, di Arunachal Pradesh, India, diketahui ada 800 penutur bahasa Koro. Ahli bahasa di Australia, menemukan 350 penduduk di kota Lajamanu yang berbicara dengan bahasa Light Warlpiri – campuran antara bahasa Inggris dengan dua dialek lokal.

Sekitar 80% penduduk dunia berbicara menggunakan bahasa utama. Sementara 20%-nya menuturkan bahasa yang kurang dikenal. Dan dalam 100 tahun mendatang, setengah dari bahasa yang ada di dunia saat ini, diramalkan akan punah.