Jamur, Calon Makanan Super di Masa Depan

By , Jumat, 16 Februari 2018 | 16:00 WIB

Jamur ada di mana-mana—di lantai hutan, di taman, dan di jaringan yang terhubung di bawah kaki kita. Organisme terbesar di Bumi sebenarnya adalah jamur madu, jaringan bawah tanah yang membentang seluas lebih dari 95,8 km2 di kawasan Blue Mountains, Oregon.

Akan tetapi, masih kurang dipahami, dan bidang jamur obat masih dalam masa pengembangan. Jamur biasa dianggap sebagai makanan rendah kalori dan nutrisi, tapi faktanya, banyak jamur yang sangat kaya akan nutrisi.

Menurut ahli biokimia dan herbologi Martin Powell, banyak jamur yang memproduksi senyawa yang menunjukkan potensi untuk meningkatkan hasil pengobatan bagi para penderita kanker dan demensia.

Baca juga: Enam ‘Superfood’ yang Akan Menjadi Tren di 2018

Tiram biru (Pleurotus ostreatus): Studi telah menunjukkan bahwa varietas tiram membantu mengurangi kolesterol dan meningkatkan kadar vitamin C dan E. (Rebecca Hale/National Geographic Magazine)

“Jamur jauh lebih misterius daripada tanaman,” kata Robert Beelman, direktur Penn State Center for Plant and Mushroom Foods for Health.

Dia memimpin studi terbaru yang menunjukkan bahwa dua antioksidan umum pada beberapa jamur—ergothioneine dan glutathione—berpotensi membantu menangkal penyakit yang mengiringi penuaan, seperti penyakit jantung dan Alzheimer.

Beberapa spesies terkenal dengan sifat halusinogennya. Lainnya, seperti jamur yang ditunjukkan di sini, tidak hanya diapresiasi oleh para koki, tetapi juga menunjukkan nilai pengobatan. Mungkin di masa depan, makanan super bukan hanya tanaman, melainkan juga jamur.

Baca juga: Konsumsi Jamur Bantu Lindungi Otak dari Alzheimer dan Demensia

Reishi (Ganoderma lucidum): Dikenal di China sebagai jamur keabadian, secara tradisional telah digunakan untuk memperpanjang hidup dan digunakan untuk mengobati alergi dan arthritis. (Rebecca Hale/National Geographic Magazine)
Poplar (Cyclocybe aegerita): Sifat antioksidan poplar berkhasiat meningkatkan kolagen kulit dan mengurangi beberapa efek penuaan. (Rebecca Hale/National Geographic Magazine)
Surai singa (Hericium erinaceus): Dengan membantu otak meningkatkan pertumbuhan saraf, jamur ini bisa menjadi pengobatan tambahan untuk gangguan neurodegeneratif. (Rebecca Hale/National Geographic Magazine)
Tiram kuning (Pleurotus citrinopileatus): Seperti jamur tiram lainnya dalam genus Pleurotus, tiram kuning adalah sumber antioksidan yang diketahui. (Rebecca Hale/National Geographic Magazine)
Maitake (Grifola frondosa): Jamur kuliner dan klinis, ini membantu mengurangi gula darah dan meningkatkan kekebalan tubuh. (Rebecca Hale/National Geographic Magazine)
Kepala Beruang (Hericium americanum): Beberapa penelitian menghubungkan jamur ini, dan juga genus Hericium lainnya, untuk meningkatkan kesehatan kognitif. (Rebecca Hale/National Geographic Magazine)
Tiram India (Pleurotus pulmonarius): Varietas tiram ini mudah dikultivasi, mengandung antioksidan, dan bisa membantu mengobati peradangan. (Rebecca Hale/National Geographic Magazine)
Chestnut (Pholiota adiposa): Konsumsi ekstrak jamur kastanye mungkin menawarkan perlindungan dari penumpukan lemak dalam darah, atau kolesterol tinggi. (Rebecca Hale/National Geographic Magazine)
Chaga (Inonotus obliquus): Sering dikonsumsi sebagai teh, jamur ini telah digunakan untuk mengobati gangguan pencernaan dan psoriasis. Dalam sebuah novel tahun 1968, jamur ini disebut-sebut sebagai obat untuk kanker. (Rebecca Hale/National Geographic Magazine)