Biasanya, 30% pelanggan akan menggunakan telepon untuk menyalurkan keluhannya setelah mendapat pelayanan yang buruk. Tiga puluh lima persen partisipan lebih senang menggunakan telepon dibanding media sosial atau e-mail saat komplain.
Sebagai tambahan, 76% warga Amerika pasti pernah melapor ke manajer perusahaan atau restoran terkait pelayanan buruk yang mereka dapat.
“Memberikan perhatian pada kepuasan pelanggan bisa menentukan apakah perusahaan akan sukses atau hancur. Setiap perusahaan harus mengukur kepuasan pelanggannya. Juga melakukan perbaikan dari saran para konsumen,” papar Sterling Snow, direktur komunikasi Jive Communications.