Cedera Kaki Hingga Cacat Permanen Karena Salah Alas Kaki

By , Selasa, 20 Februari 2018 | 18:00 WIB

Beraktivitas outdoor tidak selalu berarti berkegiatan mendaki gunung, sekadar beraktivitas di pantai pun sama maknanya. Berkemah bersama keluarga atau teman juga termasuk dalam aktivitas outdoor. Kegiatannya tidak sama, namun semuanya memiliki risiko cedera yang sama akibat salah memilih alas kaki.

Banyak produsen alas kaki menghabiskan dana yang tidak sedikit untuk melakukan riset dalam menentukan desain produk. Tujuannya satu, produk yang mereka produksi tidak akan membuat penggunanya cedera. Bukan tanpa alasan, gangguan kesehatan pada kaki bisa saja berujung pada kondisi cacat permanen.

Karena itulah bisa dibilang menentukan alas kaki sama seperti menentukan keselamatan diri.

Baca juga: Jejak Kaki Kuno Ungkap Gaya Pengasuhan Anak 700 Ribu Tahun yang Lalu

Dengan semakin banyaknya model alas kaki yang ada, biasanya kita hanya mempertimbangkan model dan gayanya saja. Bentuk yang bagus, warna yang menarik, harga yang tidak mahal, kemungkinan besar akan laris terjual. Namun rumus ini baiknya dihindari ketika akan menentukan alas kaki yang sesuai dengan aktivitas di luar ruangan.

Untuk menghindari cedera saat beraktivitas, ada baiknya kita mempertimbangkan beberapa hal berikut:

  1. Sepatu atau outdoor sandal. Outdoor sandal memang lebih ringan dan praktis digunakan, namun kemungkinan cedera lebih besar dibandingkan ketika kita menggunakan sepatu karena tidak adanya perlindungan pada bagian ankle. Selain itu, outdoor sandal juga tidak bisa melindungi kaki dari gigitan hewan. Namun tidak ada salahnya menggunakan outdoor sandal bila kita hanya melakukan aktivitas ringan seperti bersantai di pantai.
  2. Nyaman saat digunakan.
    Kenyamanan merupakan faktor penting dalam memilih alas kaki ketika beraktivitas outdoor (Bata)
    Bisa dibilang pertimbangan utama dalam memilih alas kaki adalah kenyamanan. Kenyamanan dapat secara langsung memengaruhi cara kita berjalan. Selain itu, kenyamanan akan meminimalisir kelelahan kaki saat kita banyak berjalan. Pertimbangan "lebihkan satu ukuran" berlaku bila ingin mengurangi gesekan kaki terhadap sepatu. Namun terlalu longgar juga dapat membuat kaki kita tergelincir.
  3. Tahan air. Mungkin terdengar sepele, namun cedera kaki tidak hanya disebabkan oleh kecelakaan. Kaki yang terlalu lama dalam kondisi basah akibat sepatu tertembus air akan mengakibatkan kulit lebih mudah terluka oleh gesekan sepatu. Selain itu, kulit kaki dan material alas kaki yang basah akan lebih mudah "dihinggapi" oleh bakteri.
  4. Bahan yang prima.
    Sepatu dengan material yang prima akan melindungi kaki dari berbagai risiko cedera. (Bata)
    Dalam konteks alas kaki, bahan yang prima dapat diterjemahkan menjadi bahan yang dapat bertahan di berbagai kondisi. Hal ini penting mengingat ketika kita beraktivitas di luar ruangan, banyak hal yang dapat "menyerang" pelindung kaki kita ini. Material yang tidak mudah sobek adalah satu hal yang lumrah ditemui, namun material kuat yang juga tetap dapat membuat kaki kita "bernafas" adalah sesuatu yang jarang. Weinbrenner adalah contoh produsen alas kaki yang mampu menggabungkan dua kelebihan tadi melalui teknologi W-DRY.
  5. Telapak atau outsole yang Tepat.
    Teknologi Insole dan outsole pada produk alas kaki saat ini telah berkembang pesat. Tidak hanya nyaman, namun juga aman. (Bata)
    Bagian ini adalah bagian pada alas kaki yang bersinggungan langsung dengan permukaan lintasan, sehingga penting untuk diperhatikan. Area rerumputan, permukaan berbatu, atau kondisi permukaan lainnya menuntut jenis telapak yang berbeda. Bila bercermin pada teknologi W-GRIP yang digunakan oleh Weinbrenner, telapak alas kaki dibagi menjadi tiga jenis: grip untuk kemampuan mencengkeram yang tinggi pada berbagai permukaan, comfort untuk menghindari slip saat berjalan, dan durable untuk ketahanan yang lebih baik terhadap kikisan permukaan lintasan.

Mengaku gemar melakukan aktivitas outdoor? Tentu sebaiknya juga gemar menjaga kelestarian alam. Mempertimbangkan alas kaki yang dibuat dengan bahan yang mampu didaur ulang tentu lebih bijak. Ecolite, teknologi ramah lingkungan dari Weinbrenner contohnya. Selain dihasilkan dari material daur ulang (dan dapat didaur ulang kembali), teknologi ini dapat mencegah bau saat digunakan dalam waktu yang lama.

Baca juga: Ekspedisi Dunia Tersembunyi Antartika Dimulai

Setelah mempertimbangkan berbagai hal di atas, tidak ada salahnya juga kemudian kita mempertimbangkan sisi modenya. Bila ada produk alas kaki yang aman, nyaman dan modis, silakan saja untuk dibeli.

(sumber: Kompas.com & Intisari)