Masuk ke Rumah Warga, Harimau Sumatra Ini Mati Ditombak

By , Senin, 5 Maret 2018 | 00:05 WIB

Warga Desa Bangkelang, Kecamatan Batang Natal, Kabupaten Madina, Sumatra Utara, dikagetkan oleh Harimau Sumatra yang masuk ke rumah salah satu warga.

Pada pukul 07.49, Balai Taman Nasional Batang Gadis (BTNBG) menerima informasi tersebut dari pihak Koramil. Tidak lama setelah menerima informasi, Kepala BTNBG menghubungi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah III untuk segera menuju ke lokasi yang dilaporkan.

Baca juga: Malaysia Latih Gajah untuk Hindari Konflik dengan Manusia

Kepala Bidang KSDA III kemudian menghubungi Komandan Distrik Militer (Dandim) 0212 dan pihak Polres Madina agar mengarahkan anggotanya untuk tidak menembak hewan yang masuk dalam daftar hewan dilindungi tersebut.

Namun, sekitar pukul 08.25, warga yang merasa resah dan ketakutan, menombaknya hingga mati.

BKSDA, Dandim 0212, bersama dengan Polres mencoba untuk mengamankan jasad Harimau Sumatra untuk kemudian diotopsi dan ditangani (dikubur atau dibakar). Terjadi penyerahan jasad harimau untuk dibawa turun ke Polsek atau Koramil terdekat sebelum dibawa ke Polres Madina.

Menurut informasi, beberapa organ tubuh harimau ini hilang, dan bagian perutnya terbuka akibat luka tombakan.

Kejadian ini diduga buntut keresahan warga Desa Hatupangan sebelumnya.

Sebelumnya, dikabarkan bahwa warga Desa Hatupangan -- berseberangan dengan Desa Bangkelang --, Kecamatan Batang Natal, Kabupaten Mandina, Sumatra Utara sudah satu bulan belakangan dilanda rasa takut karena adanya seekor harimau yang berkeliaran di sekitar mereka.

Konflik antara manusia dengan harimau tidak hanya terjadi kali ini saja. Salah satunya terjadi pada Mei 2017 lalu. Warga Dusun Kuala Indah, Desa Terang Bulan, Kecamatan Aek Natas, Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), Sumut juga mengalami konflik yang sama. Seekor Harimau Sumatra terbunuh karena memasuki pemukiman warga.

Baca juga: Spesies Baru Hewan Paling Tangguh di Bumi Ditemukan di Jepang

Yoni Candra, Manager Advokasi dan Kampanye Walhi Sumatra Barat pernah mengatakan dalam Konferensi Pers di WALHI Eksekutif Nasional di Jakarta, 15 Agustus 2017 lalu bahwa hutan yang menjadi tempat tinggal harimau telah berkurang akibat adanya pertambangan dan alih fungsi lainnya.

Dengan berkurangnya hutan rumah tinggal hewan-hewan ini, sumber makanan mereka pun ikut hilang, dan mereka terpaksa keluar untuk mencari sumber makanan lainnya. Konflik dengan manusia pun tak terhindarkan.