Stephen Hawking Berteori Mengenai Apa yang Terjadi Sebelum Big Bang

By , Senin, 5 Maret 2018 | 13:00 WIB

Sebagian besar ilmuwan percaya bahwa alam semesta terbentuk setelah peristiwa Big Bang atau ledakan besar. Saat Big Bang terjadi, semua hal di alam semesta kemudian terhampar.

Namun, apa yang terjadi sebelum Big Bang? Apakah benar hanya ada debu angkasa di semesta?

Ternyata fisikawan terkenal Stephen Hawking punya teori untuk menjawabnya. Jawaban tersebut diutarakannya dalam sebuah wawancara bersama fisikawan Neil deGrasse Tyson yang ditayangkan oleh National Geographic Channel pada Minggu (04/03/2018).

Baca juga: Gempa Sunda Megathrust Berpotensi Merusak Jakarta

Sebelum menyampaikan pendapatnya tersebut, awalnya Hawking mendapat sebuah pertanyaan, "Apa yang ada sebelum sesuatu tercipta?". Dia kemudian menjawab bahwa hal itu bergantung pada teori yang dikenal sebagai "No-boundary Proposal", teori yang dibuat oleh Hawking dan koleganya yang bernama James Hartle.

"Kondisi batas alam semesta ... adalah tidak memiliki batas," ujar Hawking dikutip dari Popular Science, Jumat (02/03/2018).

Untuk memahami teori buatan Hawking ini, mungkin kita perlu memutar ulang apa yang terjadi sebelum adanya alam semesta. Saat Anda bergerak mundur dalam waktu, maka alam semesta akan berkontraksi.

Saat kita memutar cukup jauh, hingga 13,8 miliar tahun, maka seluruh alam semesta akan menyusut seukuran satu atom tunggal (berupa bola subatomik), kata Hawking.

Bola subatomik dari semuanya disebut dengan singularitas. Dalam titik api yang sangat kecil dan padat ini, hukum fisika dan waktu yang kita ketahui berhenti berfungsi. Dengan kata lain, waktu yang kita pahami sama sekali tidak ada sebelum semesta mulai berkembang.

Sebaliknya, arah waktu menyusut tak terbatas karena alam semesta menjadi kecil dan lebih kecil lagi, tidak sampai pada titik awal yang jelas.

Menurut laporan Tech Times, Sabtu (03/03/2018), dalam tayangan tersebut, Hawking juga mengatakan bahwa waktu hadir dalam keadaan lentur di tengah "busa" singularitas sebelum Big Bang. Waktu terdistorsi sepanjang dimensi lain, ia selalu mendekati apapun namun tidak menjadi apapun itu.

Hal ini juga pernah diungkapkan oleh Hawking dalam sebuah kuliah umum tentang No-boundary Proposal. "Peristiwa sebelum Big Bang tidak didefinisikan secara pasti, karena tidak mungkin seseorang mengukur apa yang terjadi," kata Hawking dikutip dari Live Science, Jumat (02/03/2018).

Baca juga: Bulan Akan Memiliki Jaringan 4G Sendiri

"Karena peristiwa sebelum BIg Bang tidak memiliki konsekuensi pengamatan, seseorang mungkin juga menyadur dari teori, dan mengatakan bahwa waktu dimulai saat Big Bang," sambungnya.