Bukan Hanya Pelaut, Hewan Nokturnal Juga Andalkan Bintang untuk Tentukan Arah

By , Jumat, 9 Maret 2018 | 07:00 WIB

Bukan hanya pelaut saja yang mengandalkan rasi bintang untuk menentukan arah kapal. Studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal Proceedings of the Royal Society menemukan bahwa hewan-hewan nokturnal juga dapat menggunakan bintang-bintang dan Galaksi Bimasakti untuk mengetahui arah pada malam hari.

Dalam laporan penelitian itu, ahli biologi Lund University, James Foster dan rekan-rekannya menilai bintang-bintang sebagai “stimulus visual yang menyampaikan informasi tentang arah”.

“Ada beberapa keuntungan bagi hewan-hewan yang aktif di malam hari. Lebih sedikit parasit dan predator yang aktif. Terlebih lagi, tidak banyak pesaing untuk mendapatkan makanan seperti halnya pada siang hari,” tulis para peneliti.

Baca juga: Koloni Super Penguin Adelie Ditemukan di Antartika

Selain itu, bagi hewan yang bermigrasi atau mencari makanan pada jarak yang sangat jauh, jam-jam dingin di malam hari lebih disukai daripada panasnya Matahari.

Para peneliti mengatakan, kunci yang diperlukan bagi hewan-hewan nokturnal adalah, mereka harus bisa menangani perjalan mereka saat gelap.

“Kumbang kotoran tidak menggunakan bintang tunggal. Sebagai gantinya, mereka melakukan perjalanan sepanjang malam dengan bantuan cahaya dari Bima Sakti, yang kontras dengan langit gelap di sekitarnya.”

Studi juga menunjukkan bahwa anjing laut, ngengat, katak, dan hewan lainnya menggunakan langit berbintang untuk navigasi di malam hari.

Baca juga: Gurita Cincin Biru Beracun Terekam di Pantai Australia

Menurut Foster, hewan dengan mata kamera, jenis mata yang dimiliki manusia, bisa membedakan bintang tunggal. Sementara serangga dengan mata majemuk kemungkinan besar tidak bisa, tetapi para ilmuwan yakin bahwa mereka bisa menafsirkan langit berbintang dan Bima Sakti sebagai pola cahaya.

“Masih sedikit yang kami ketahui tentang bagaimana hewan nokturnal mengalami dan menafsirkan langit malam,” ujar Foster.

Misalnya saja, belum ada peneliti yang menentukan apakah, dan bagaimana, burung yang bermigrasi mengubah titik acuan mereka di langit malam saat mereka melewati garis khatulistiwa.

Baca juga: Gurita Betina Ini 40.000 Kali Lebih Berat Daripada Pasangannya

Para peneliti berharap, dengan menggabungkan hasil dari teknologi pencitraan langit yang lebih baru dan studi lebih lanjut, mereka dapat mengungkap jawaban dari pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang bagaimana hewan-hewan nokturnal memandu diri mereka dalam perjalanan di kegelapan malam.