Beginikah Nasib Perempuan Dalam Dunia Kerja?

By , Selasa, 13 Maret 2018 | 11:00 WIB

Perempuan di seluruh dunia lebih sulit mendapat pekerjaan dibanding laki-laki. Perempuan yang mendapat pekerjaan dibayar lebih sedikit daripada laki-laki, kata Organisasi Buruh Internasional (ILO) dalam sebuah laporan baru yang dikutip dari voaindonesia.com. Laporan itu muncul saat Hari Perempuan Internasional dirayakan awal pekan lalu.

ILO melaporkan kemajuan penting yang telah dicapai dalam perbaikan prospek pekerjaan bagi perempuan selama 20 tahun terakhir. ILO juga mendapati masih banyak yang harus dilakukan untuk menutup ketidak- setaraan berkepanjangan yang dialami perempuan.

Baca juga: Bagaimana Perubahan Iklim Memengaruhi Kehidupan Perempuan?

Secara global, ILO mendapati hanya enam perempuan yang punya pekerjaan untuk setiap 10 pria yang bekerja. Laporan tersebut menunjukkan bahwa kesenjangan dalam kesetaraan jender tidak sebanyak di bagian-bagian dunia terkaya dibanding yang termiskin. kesenjangan itu secara signifikan lebih luas di negara-negara berpenghasilan menengah yang sedang berkembang.

Secara regional, laporan tersebut menunjukkan bahwa nasib perempuan terburuk terdapat di negara-negara Arab dan Afrika utara, di mana pengangguran perempuan dua kali lebih besar dibanding laki-laki.

Asia selatan berada pada tempat kedua dalam kurangnya keseimbangan antara laki-laki dan perempuan.

Direktur bidang riset ILO Damian Grimshaw mengatakan bahwa isu sosial dan budaya menghambat kemampuan perempuan untuk memperoleh pekerjaan yang digaji di negara-negara itu.

Baca juga: Bagaimana Mendongkrak Keterwakilan Perempuan di DPR?

"Saya pikir terlalu sering kita menyalahkan partisipasi perempuan dalam bidang pekerjaan disebabkan harapan dan ambisi perempuan, padahal sebenarnya masih banyak rintangan... norma sosial dan norma-norma budaya lainnya, yang berdampak pada hak perempuan dalam lapangan kerja," kata Grimshaw.

Grimshaw mencatat bahwa isu sosial dan budaya, yang merupakan hambatan bagi perempuan untuk bekerja , juga terdapat di Amerika dan Eropa, tapi dalam tingkat yang lebih rendah.

ILO mengakui adanya isu kritis lainnya, yang kurang mendapat perhatian, yaitu kekerasan dan pelecehan di tempat kerja. ILO mengatakan. situasi yang tidak dapat diterima ini untuk pertama kalinya, akan dikemukakan dalam konferensi tahunannya bulan Juni.

Pejabat ILO mengatakan bahwa diskusi akan berfokus pada pemberlakuan kesepakatan internasional untuk mencegah kekerasan dan pelecehan. Kalau ini terjadi, kata mereka, barulah bisa diharapkan akan ada perbaikan.

Artikel ini sudah tayang di voaindonesia.com dengan judul ILO: Perempuan Lebih Sulit Dapat Pekerjaan dan Digaji Lebih Rendah