Tak Perlu Diet, Inilah Cara Ampuh Jaga Berat Badan Setelah Menikah

By , Jumat, 16 Maret 2018 | 12:00 WIB

Pernahkah Anda mendengar ungkapan bahwa makin subur seseorang menandakan pernikahannya bahagia? Ungkapan tersebut mungkin Anda dengar dari kerabat atau sahabat dekat Anda.

Tapi, benarkah isi ungkapan tersebut? Sebuah penelitian terbaru justru menemukan hal yang sebaliknya. Para peneliti menemukan bahwa semakin baik dan lebih mendukung pernikahan seseorang, semakin kecil kemungkinan untuk orang tersebut bertambah berat badannya di usia paruh baya.

"Penelitian ini menunjukkan hubungan perkawinan yang mendukung (bahagia) dikaitkan dengan bobot tubuh yang lebih sehat pada usia paruh baya," ungkap Ying Chen, co-author penelitian ini dikutip dari kompas, Selasa (13/03/2018).

Baca juga: Banyak Makan Tapi Tetap Kurus? 4 Hal Ini Bisa Jadi Penyebabnya

Setelah dianalisis, orang dengan tingkat kualitas dan dukungan pernikahan yang tinggi cenderung lebih sedikit bertambah berat badannya. Selain itu, untuk setiap peningkatan skala kualitas pernikahan, berat badan seseorang lebih ringan sekitar 0,3 kilogram.

Mereka juga cenderung memiliki risiko obeitas 10 persen lebih rendah. Untuk setiap kenaikan pada skala dukungan, berat badan mereka berkurang 1,5 kilogram. Dengan kata lain, risiko obesitas menurun sekitar 22 persen.

Sayangnya, para peneliti tidak mengetahui dengan pasti apa yang jadi penyebab hal ini. Mereka berpendapat hal ini merupakan manfaat dari dukungan sosial yang sangat baik sehingga mendorong pasngan untuk melakukan gaya hidup sehat.

Namun menariknya, para peneliti juga menemukan, pernikahan yang kurang harmonis tidak tampak sangat mempengaruhi berat badan seseorang.

Baca juga: Mi Instan Atau Nasi, Mana yang Lebih Cepat Bikin Gemuk?

"Ada kemungkinan pasangan paruh baya yang telah bersama dalam waktu lama mungkin telah mengembangkan strategi efektif untuk mengatasi pengalaman pernikahan yang negatif," kata Chen.

"Kemungkinan lain adalah karena penelitian ini hanya mencakup peserta yang telah menikah saat dinilai pada usia paruh baya, hubungan pernikahan yang buruk mungkin telah berujung dengan perpisahan di waktu sebelumnya dan itu tidak layak kami jadikan sampel," imbuhnya. Meski begitu, para peneliti optimis bahwa temuannya bermafaat bagi masyarakat luas.

"Penelitian kamu menambah bukti bahwa hubungan sosial positif (bukan hanya hubungan pernikahan, namun integrasi dan dukungan sosial yang lebih besar pada umumnya) mungkin terkait dengan kesehatan dan kesejahteraan yang baik," tutupnya.Artikel ini sudah tayang di Kompas.com. Baca artikel asli