Apakah otak memiliki tanggung jawab untuk menentukan tangan pilihan kita yang harus digunakan untuk makan, menulis dan berbagai kegiata lainnya? jawabannya ternyata cukup mengejutkan.
Selama bertahun-tahun belakangan, terdapat beberapa teori yang digunakan untuk memahami "kewaspadaan" atau mengapa orang mengembangkan preferensi yang lebih efisien terhadap salah satu dari tangan mereka, dan dalam kasus yang sangat jarang terjadi, kedua tangan mereka.
Baca juga: Pilih Kiri atau Kanan? Ilmuwan Temukan Lebah Ada yang Kidal
Berdasarkan pemindaian ultrasound yang dilakukan pada tahun 1980an, hasil pertama menunjukkan bahwa preferensi untuk bergerak menggunakan tangan kiri atau kanan telah berkembang sejak masih berada di rahim pada minggu kedelapan kehamilan. Sementara mengisap jempol dengan menggunakan tangan kiri atau kanan dapat dilihat sejak minggu ketiga belas.
Selanjutnya, sebuah tim ilmuwan dari Belanda, Inggris, dan China mencoba melakukan analisis genetik untuk mengidentifikasi hal apa yang berkontribusi pada perbedaan kiri-kanan ini dalam sistem saraf.
Studi mereka yang berjudul "Epigenetic regulation of lateralized fetal spinal gene expression underlies hemispheric asymmetries" ini diterbitkan pada 1 Februari 2017.
Baca juga: Benarkah Orang Kidal Beresiko Lebih Besar Meninggal Karena Kecelakaan?
Temuan tersebut menjelaskan bahwa preferensi tangan kita sebenarnya berasal dari sumsum tulang belakang, hal ini nyatanya bertentangan dengan teori sebelumnya yang menyatakan bahwa otak mungkin merupakan penentu utama seseorang kidal atau tidak.
"Janin manusia sudah menunjukkan asimetris yang cukup besar pada gerakan lengan sebelum korteks motor terhubung secara fungsional dengan sumsum tulang belakang, sehingga lebih mungkin anggapan gen spinal asimetris yang membentuk dasar molekuler dari kewenangan," jelas studi tersebut.
Korteks motorik otak kita mengirimkan sinyal ke sumsum tulang belakang, yang memungkinkan gerakan lengan dan kaki. Tapi ketika mengamati perkembangan janin di rahim, penelitian mengakui bahwa preferensi tangan sudah diputuskan sebelum korteks motor dan sumsum tulang belakang bahkan terhubung. Ada perbedaan yang terdeteksi antara jumlah gen yang diekspresikan pada sisi kanan atau kiri sumsum tulang belakang pada minggu kedelapan.
Carolien de Kovel, penulis utama studi dan peneliti di Max Plank Institute for Psycholinguistics turut memperkuat pendapat mengenai asal muasal pemilihan tangan kanan-kiri ini, "Ini tampaknya logis karena banyak serabut saraf saling silang dari satu sisi ke sisi lainnya di batas antara tulang belakang dan sumsum tulang belakang".
"Sekitar 85% manusia memiliki hak, tampaknya standar dalam pembangunan manusia, namun faktor genetik dan lingkungan dapat memberikan jalan alternatif pembangunan, seperti kidal atau dua tangan", tambahnya.
Meski telah ditentukan sejak masih dalam kandungan, ternyata lingkungan juga memiliki pengaruh yang dapat menyebabkan ikatan enzim kelompok metil dengan DNA. hal ini berpengaruh pada pembacaan gen. "Hasil ini secara mendasar mengubah pemahaman kita tentang penyebab asimetris hemispheric," ujar para penulis tersebut.