Semua orang pasti ingin hidup dengan bahagia. Namun, apakah sebenarnya yang dapat mendatangkan kebahagiaan dalam hidup ini? Ada yang menggantungkannya pada banyak sedikitnya uang, bisa berlibur ke destinasi yang diimpikan, atau selalu bersama orang terkasih.
Tentu saja ukuran kebahagiaan tiap orang sangat subyektif. Semua orang pasti memiliki jenis kebahagiaannya sendiri-sendiri.
Namun, menurut sebuah riset dari Jepang yang diterbitkan dalam Scientific Journal, kebahagiaan mungkin bermuara pada ilmu saraf dan ukuran area tertentu di otak.
Baca juga: Empat Hal yang Dilakukan Para Psikolog Agar Merasa Bahagia Setiap Hari
Sebuah riset dilakukan untuk meneliti hubungan antara struktur otak dan kebahagiaan.
Hasilnya, orang yang lebih bahagia memiliki volume materi abu-abu yang lebih besar di preceneus atau area otak yang terletak di antara dua belahan otak dan berkaitan dengan pengambilan memori.
Periset menganalisis struktur otak orang-orang Jepang lewat pemindaian MRI. Selain itu, mereka juga membandingkan hasil ini dengan jawaban peserta pada kuesioner mengenai skala kebahagiaan subyektif.Kuesioner itu menilai tingkat kebahagiaan pribadi yang diukur dengan skala 7 poin, dan telah digunakan secara global dalam dunia psikiatri sejak muncul di tahun 1999.
Baca juga: Warna Mata Cerminkan Karakter Pemiliknya
Ternyata, mereka yang mendapat skor tertinggi dalam skala kebahagiaan itu juga mendapatkan manfaat dari struktur neorologis yang unik ini.
"Precuneus mungkin punya peran penting dalam mengintegrasikan berbagai jenis informasi dan mengubahnya menjadi kebahagiaan subjektif," kata Dr Wataru Sato, ketua peneliti.
Namun, periset menekankan bahwa kebahagiaan tak selalu bergantung pada struktur neurologis.
Baca juga: Olahraga, Cara Mudah dan Murah untuk Bahagia
Menurutnya, ada beberapa perubahan gaya hidup yang dapat dilakukan orang untuk benar-benar meningkatkan volume massa materi abu-abu di precuneus yang akhirnya akan meningkatkan tingkat kebahagiaan.
"Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa meditasi meningkatkan massa materi abu-abu di precuneus," kata Sato.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Struktur Otak Juga Pengaruhi Bahagia Tidaknya Kita".