Dalam upayanya mengurangi pemanasan global dan dampak perubahan iklim, PT Angkasa Pura I (Persero) mendukung kampanye global “Switch Off Earth Hour 2018” yang diinisiasi oleh organisasi lingkungan hidup dunia World Wildlife Fund (WWF).
PT Angkasa Pura I akan memadamkan lampu dan listrik di 13 bandara di Indonesia secara serentak pada pukul 20.30 hingga 21.30, Sabtu (24/3/2018).
Beberapa bandara yang terlibat dalam pelaksanaan Earth Hour ini antara lain: I Gusti Ngurah Rai (Bali), Juanda (Surabaya), Sultan Hasanuddin (Makassar), SAMS Sepinggan (Balikpapan), Adi Soemarmo (Solo), Ahmad Yani (Semarang), Adisutjipto (Yogyakarta), Sam Ratulangi (Manado), Bandara Internasional Lombok, El Tari (Kupang), Pattimura (Ambon), Syamsudin Noor (Banjarmasin) dan Bandara Frans Kaisiepo (Biak).
Meskipun begitu, menurut Devy W.A Suradji, Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT Angkasa Pura I, tidak semua listrik di bandara akan dimatikan.
"Hanya pada beberapa titik saja sehingga tidak mengganggu aktivitas bandara dan pelayanan penumpang," papar Devy dalam acara konferensi pers Earth Hour 2018 di Bali, Jumat (23/3).
Devy menambahkan, pelaksanaan Switch Off Earth Hour ini merupakan aksi simbolis yang menunjukkan bahwa PT Angkasa Pura I juga peduli terhadap lingkungan. "Sesuai dengan visi dan misi perusahaan dalam peningkatan kualitas lingkungan hidup," ujarnya.
Earth Hour sendiri merupakan gerakan lingkungan yang diinisiasi WWF secara global. Gerakan ini bertujuan memberi inspirasi dan memberdayakan individu, institusi bisnis, organisasi, dan pemerintah untuk mengambil tindakan nyata terhadap lingkungan alam.
Selain pemadaman listrik selama satu jam, ke-13 bandara tersebut juga melaksanakan beberapa kegiatan Earth Hour lainnya.
Sebagai contoh, di Banjarmasin, PT Angkasa Pura I melaksanakan kegiatan Gowes Sehat dan membersihkan sampah di kawasan wisata Desa Kiram. Di Kupang, ada kegiatan bersih-bersih objer wisata bunker Jepang yang lokasinya dekat Bandara El Tari.
Sementara itu, di Bali, PT Angkasa Pura I akan membersihkan sampah di Pantai Kelan dan melakukan "Rompak Plastik" -- gerakan menukarkan kantong plastik yang dibawa penumpang bandara dengan kantong kain yang lebih ramah lingkungan.