Musim Teduh, Musim Menjaring Tembang

By , Minggu, 14 April 2013 | 22:00 WIB

"Baguski cuaca, bagus kaya'nya pergi ma'lanra (menjaring) tembang (sarden)" ucap Akmal, salah seorang petugas Resort Jinato ke rekan-rekannya di pos jaga.

 

Akmal adalah salah seorang polisi hutan senior yang  sudah lama bertugas di Taman Nasional Taka Bonerate. Setelah melaksanakan tugas rutinnya sebagai petugas lapangan, beliau seringkali memperbaiki jaringnya atau membuat jaring baru sembari menunggu sore.

Sabtu petang itu (14/4) bersama beberapa masyarakat akan turun ke pinggir pantai menjaring ikan tembang (sarden). Pada musimnya, ikan ini biasanya dijaring masyarakat saat musim teduh, seperti sekarang. Ikan ini melimpah di seluruh kawasan Taman Nasional Taka Bonerate. Selain untuk lauk, kadang ikan ini digunakan untuk umpan.

Keseruan mereka menjaring ikan juga menjadi salah satu pemandangan yang asyik dipandang mata, rebutan dan melepaskan ikan dijaring. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun menikmati keseruan ini, bahkan ibu-ibunya pun ikut bergabung.

Bungin Belle, yang menjadi tempat singgah belayan Bajo asal Pulau Pasitallu Timur di kawasan Taman Nasional Taka Bonerate, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. (Asri)

Momen seperti ini seringkali juga digunakan teman-teman di lapangan untuk berbaur, bercengkrama dengan masyarakat setempat.

Pulau Tinabo di Taman Nasional Taka Bonerate, Kepulauan Selayar. Di sini, balai taman nasional mendorong kegiatan ekowisata yang melibatkan masyarakat pulau sekitar untuk menjadi tuan rumah dalam sektor wisata. Andalan utama kegiatan wisata adalah menyelam dan atraksi budaya. (Sanovra Jr/Tribun Timur)

Kegembiraan terlihat di wajah saat jaring yg mereka tarik cukup berat, itu artinya banyak ikan tembang yang terjaring dan hasilnya akan dibagi-bagi. Bukan soal hasil yang didapatkan, tapi kebersamaan yang terjalin erat antara masyarakat dan petugas lapangan.

Kegiatan wisata selam menjadi andalan pariwisata di kawasan Taman Nasional Taka Bonerate, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. (Asri)

Masyarakat, petugas dan potensi kawasan konervasi adalah tiga hal yang selalu bersinergi bertalian satu sama lain untuk mencapai harmonisasi alam.