Meteorit Penuh Berlian Ini Mampu Ungkap Asal Mula Tata Surya

By , Jumat, 20 April 2018 | 11:00 WIB

Penemuan meteorit selalu menjadi hal yang istimewa, terutama jika meteorit yang ditemukan penuh dengan berlian. Penemuan istimewa pun pernah terjadi di Gurun Nubian, Sudan, ketika ilmuwan menemukan meteorit penuh dengan berlian.

Komposisi yang tak biasa dari meteorit bernama Almahata Sitta ini segera menarik perhatian para ilmuwan setelah jatuh ke bumi pada 2008 silam. Pemeriksaan strukturnya memberi bukti fisik pertama atas teori asal mula planet-planet di tata surya muncul.

Baca juga: Menelusuri Pembuatan Mumi di Papua Nugini

Hasil analisis para ilmuwan mengungkapkan bahwa meteorit ini adalah fragmen dari salah satu "blok bangunan".

"Sebelum berakhir dengan 9 planet, kita memiliki populasi dari ukuran yang sedikit lebih besar beberapa ribu kilometer. Saat itu Merkurius berada pada ukuran Mars", ungkap Profesor Philippe Gillet, ahli geofisika di Ecole Polytechnique Federale de Lausanne (EPFL) dikutip dari The Independent, Selasa (17/04/2018).

"'Purwarupa planet' ini bertabrakan satu sama lain, membentuk planet-planet yang kita kenal sekarang. Ini adalah blok bangunan," tegasnya.

Sayangnya, hal tersebut masih berupa teori. Bukti untuk mendukung teori tersebut belum pernah ditemukan. Artinya, sisa-sisa awal dari purwarupa ini belum pernah ditemukan.

"Karena kita (menurut teori tersebut) tertabrak, seharusnya sisa dari hal itu bisa ditemukan," ujar Profesor Gillet.

Pemikiran Inilah yang membawa prof Gillet dan timnya kepada meteorit di Sudan tersebut. Setelah memeriksa materi astronomi, mereka menemukan tanda-tanda dalam struktur mineral meteorit yang merujuk pada asal kisah planet.

"Kami memiliki sisa-sisa dari salah satu planet yang mengisi tata surya tepat sebelum akhir pembentukkan formasi planet saat ini," katanya.

Baca juga: Makna Warna dari Beberapa Negara di Dunia

Batu yang diamati oleh Profesor Gillet dan koleganya masuk dalam kategori meteorit langka yang dikenal sebagai ureilites.

Meteorit ini sudah sejak lama dianggap memiliki asal-usul kuno. Analisis yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Communications ini memberikan bukti pertama bahwa materi ini adalah bukti dari sisa purwarupa planet.

Artikel ini sudah pernah tayang pada Kompas.com. Baca artikel sumber.