Desa Regunung: Bayi-bayi Harus Digendong Orang Tua Ketika Magrib Tiba

By Ratu Haiu Dianee, Kamis, 27 Januari 2022 | 12:00 WIB
Ilustrasi ibu dan bayi (PARENTS)

Nationalgeographic.co.id—Biasanya orang tua akan melakukan banyak cara untuk menenangkan bayi mereka yang rewel, entah memberinya susu, pelukan, helaian, mainan, hingga menggendongnya. Keluarga menjadi sumber tempat perlindungan, tempat yang nyaman bagi setiap anggotanya, terutama bagi seorang anak. Setiap anggota keluarga saling melindungi tolong menolong, dan melengkapi satu sama lain.

Pulau Jawa sering dikenal kuat sekali dengan kepercayaannya, sebelum masuknya agama Hindu-Budha sekitar abad 5M, penduduk asli Jawa memiliki sistem kepercayaan yang dianut dan diamalkan dalam kehidupan kesehariannya. Mereka percaya akan adanya roh atau jiwa hewan, tumbuhan, manusia, dan benda-benda lainnya atau sering disebut kepercayaan animisme.  

Desa Regunung berada di Kabupaten Semarang yang terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi. Pada skripsi yang ditulis oleh Putri Andanny Asfarun Ni'mah Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Kristen Satya Wacana yang berjudul Mitos Keharusan Bayi Digendong Saat Sebelum Sampai Sesudah Magrib di Desa Regunung Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah, menurut sejarah dari para sesepuh di desa Regunung, desa ini pertama kali dihuni oleh Nyai Wono Kasihan dan makamnya dipercaya oleh masyarakat desa Regunung bahwa berada di bawah pohon Jambe. Nama Regunung sendiri berasal dari letak desa yang berada di antara pegunungan dan bukit. Nyai Wono Kasihan lah yang memberi nama desa Regunung.

Desa Regunung memiliki mitos yang sudah ada sejak dulu kala. Wawancara dalam penelitian yang dilakukan oleh Putri dengan penduduk desa Regunung, mitos keharusan bayi digendong saat sebelum sampai sesudah Magrib telah dipercaya sejak zaman leluhur mereka. Mereka percaya bahwa naluri sang ibu saat terjadinya pergantian waktu terang ke gelap atau pada sore hari menjelang malam, bayi-bayi membutuhkan pelukan dan kehadiran sang ibu. Karena saat itu, kehadiran sang ibu telah melindungi setiap bayi-bayinya, mengingat pada zamannya di desa belum ada listrik dan hewan-hewan buas masih berkeliaran. Selain itu juga, perubahan suhu dari sore ke malam juga dapat menghambat kesehatan bayi.    

Di samping itu, masyarakat desa Regunung masih percaya dengan hal-hal yang berbau mistis dan gaib. Mereka percaya, jika roh-roh atau jin akan memberikan hal buruk dan mengganggu bayi yang tidak digendong oleh keluarganya. Maka, setiap keluarga yang memiliki bayi akan selalu menggendong bayi mereka saat sebelum hingga setelah Magrib, menggendong anak-anak mereka dan membangunkannya dari tidur. Tradisi ini telah diwariskan turun-menurun dan masih dipercaya oleh masyarakat sekarang.

"Pernah terjadi kasus pada tahun 19-an, ada seorang bayi yang meninggal karena lupa tidak digendong oleh keluarganya pada saat sebelum hingga setelah Magrib. Saat itu bayi tersebut menangis terus-menerus dan tidak lama bayi tersebut meninggal dengan warna kulit yang berubah menjadi hitam. Mereka percaya bahwa saat pergantian waktu ini, banyak makhluk gaib yang keluar dari dunianya dan setiap bayi memiliki perasaan yang tajam akan keberadaan makhluk gaib tersebut," cerita Ibu Parmi, seorang dukun bayi kepada peneliti.

Ibu parmi yang berprofesi sebagai dukun bayi selama 35 tahun ini selalu mengingatkan tentang keharusan bayi digendong saat sebelum hingga sesudah Magrib oleh keluarganya. Jika ada bayi yang mengalami gangguan dari roh-roh jahat, maka masyarakat penganut Islam Kejawen biasanya mendatangi dukun atau orang pintar untuk menolong mereka sedangkan masyarakat penganut Islam santri akan mendatangi kyai atau orang yang mendalami agama Islam.

Masyarakat desa Regunung percaya bahwa pada masa menjelang Magrib, roh-roh jahat seperti jin dan makhluk gaib lainnya memiliki tenaga yang sangat kuat karena mereka beresonansi atau ikut bergetar dengan warna alam. Maka dari itu sering juga mendengar nasehat orang-orang tua untuk berhenti sejenak melakukan aktivitas atau perjalanan pada saat Magrib.

Baca Juga: Ngeri, Mumi Bayi Baru Lahir dengan Kepala Memanjang Ditemukan di Peru