Kisah Pilot Ukraina yang Selamat Dari Bencana Chernobyl

By , Kamis, 26 April 2018 | 16:00 WIB

Pilot militer Mykola Volkozub hampir tidak bisa bergerak di bawah beban rompi yang dimaksudkan untuk melindunginya dari radiasi. Kala itu, Volkozub bersiap untuk penerbangan pertamanya di atas reaktor Chernobyl setelah bencana nuklir terjadi pada 1986.

Volkozub dikerahkan ke dalam tim yang berisi dua pilot, seorang insinyur, dan ilmuwan, untuk menerbangkan helikopter MI-8 di atas reaktor nuklir untuk mengukur suhu dan komposisi gas di dalamnya.

Hari ini merupakan 32 tahun peringatan bencana Chernobyl di Ukraina (dulu Uni Soviet). Ledakan terjadi saat uji keamanan gagal di reaktor nomor 4. Mengirimkan  debu partikel radioaktif ke udara dan menewaskan lusinan orang.

(Baca juga: Lima Tsunami Paling Mematikan)

Berbicara tentang bencana tersebut, Volkozub menyebutnya sebagai “tragedi sebesar planet”. Meskipun begitu, saat itu, ia rela menjalankan misi di atas reaktor, walau nyawa menjadi taruhannya.

“Untuk beberapa alasan, saya merasa sangat buruk jika sesuatu terjadi pada orang lain karena saya mengabaikan tugas. Itulah sebabnya saya menerima misi itu tanpa pikir panjang,” cerita Volkozub kepada Reuters, di pabrik Antonov, produsen pesawat terbesar yang dikelola negara, tempatnya bekerja selama 23 tahun.

Volkozum menerima penghargaan ‘Hero of Ukraine’ atas kerja kerasnya itu.

Setelah melakukan tiga penerbangan yang berlangsung selama 19 menit 40 detik secara total, Volkozub terpapar radiasi tinggi. Saking tingginya, dosimeter yang ia gunakan, rusak saat mencoba mengukur paparannya.

Tepat setelah penerbangan ketiganya pada 10 Mei 1986, Volkozub dikirim ke Moskow, Rusia, untuk menjalani pemeriksaan medis. Ia ingat bagaimana para perawat takut akan kontaminasi dan mendorongnya dengan tongkat karena tidak ingin memiliki interaksi fisik dengan.  

(Baca juga: Senjata-senjata yang Digunakan AS, Inggris, dan Prancis Untuk Menyerang Suriah)

Helikopter yang dikendarainya pun terpapar radiasi dan harus dikubur. Saat mengenang hal itu, mata Volkozub berkaca-kaca.

“Saya mendarat di dekat situs ledakan dan merasa bersalah kepada helikopter. Padahal, ia tidak pernah mengecewakan, tapi saya harus membuangnya,” katanya.

Hingga saat ini, Volkozub selalu sedih saat mengingat bencana Chernobyl. Namun, ia berhasil selamat dari racun radiasi dan mencoba hidup dengan baik. Di usianya yang ke-86, ia masih bekerja untuk mengawasi tes pilot Antonov.