Wayang Kulit Merayakan Gamelan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO

By Ratu Haiu Dianee,Tri Wahyu Prasetyo, Senin, 24 Januari 2022 | 09:00 WIB
Dalang Ki Purbo Asmoro S.Kar., M.Hum membawakan lakon 'Dumadine Gamelan'. (Tri Wahyu Prasetyo/ National Geographic Indonesia)

Nationalgeographic.co.id—Pagelaran wayang kulit ini menghadirkan 100 penabuh gamelan. Pentas dihelat di Pendapa Agung Sanggar Mayangkara, Surakarta pada 22 Januari 2022. Latar pentas ini adalah rasa syukur atas penganugerahan gamelan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO pada 15 Desember silam. Dalang Ki Purbo Asmoro S.Kar., M.Hum membawakan lakon Dumadine Gamelan.

“Gamelan adalah alat musik tradisional yang sering ditemui di berbagai daerah di Indonesia, seperti misalnya di Bali, Madura, dan Lombok. Alat musik ini diperkirakan sudah ada di Jawa sejak tahun 404 Masehi, dilihat dari adanya penggambaran masa lalu di relief Candi Borobudor dan Prambanan,” demikian dikutip dari laman Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.

Gamelan merupakan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang ke-12. Sebelumnya, Indonesia mendapat anugerah Warisan Budaya Tak Benda untuk Wayang (2008), Keris (2008), Batik (2009), Pendidikan dan Pelatihan Batik (2009), Angklung (2010), Tari Saman (2011), Noken (2012), Tiga Genre Tari Tradisional di Bali (2015), Seni Pembuatan Kapal Pinisi (2017), Tradisi Pencak Silat (2019), dan Pantun (2020).

Menurut Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia, UNESCO mencatat nilai filosofi Gamelan sebagai salah satu sarana ekspresi budaya dan membangun koneksi antara manusia dengan semesta. UNESCO juga mengakui bahwa Gamelan, yang dimainkan secara orkestra, mengajarkan nilai-nilai harmoni, saling menghormati, mencintai dan peduli satu sama lain.

Salah satu adegan dalam cerita wayang lakon 'Dumadining Gamelan'. (Tri Wahyu Prasetyo/ National Geographic Indonesia)
Perayaan Atas Ditetapkannya Gamelan Sebagai Salah Satu Warisan Budaya Tak Benda UNESCO oleh Dalang Ki Purbo Asmoro

Perayaan yang diselenggarakan oleh Dalang Ki Purbo Asmoro S.Kar., M.Hum pada Sabtu, 22 Januari 2022 merupakan wujud kegembiraannya terhadap penetapan Gamelan sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda UNESCO.

Dalang Ki Purbo Asmoro pada pagelaran Wayang Kulitnya mengisahkan lakon yang belum pernah ada, "Dumadine Gamelan". Dalam perayaan ini terdapat banyak Wayang Kulit dan Gamelan yang dijajar mengitari Pendapa Agung Sanggar Mayangkara yang terdiri dari tiga perangkat Gamelan Jawa, satu perangkat Gamelan Bali, dan satu perangkat Gamelan Talempong.

Baca Juga: Kelana Budaya Panji yang Melintasi Bentuk, Tempat, dan Waktu

Pada pagelaran Wayang Kulit oleh Dalang Ki Purbo Asmoro ini menghadirkan 100 penabuh Gamelan dari berbagai elemen diantaranya maestro Sanggar Mayangkara, dan komponis mahasiswa, pelajar, dan anak-anak. Pagelaran Wayang Kulit ini adalah hasil dari kerja sama antara Sanggar Seni Mayangkara dengan Dr. Kitsie Emerson Ph.D, Griya Seni Ekalaya.

Pagelara Wayang Kulit yang dipentaskan ini memceritakan "Dumadine Gamelan" atau asal-usul Gamelan dengan diiringi alunan musik Gamelan. Terdapat dua tokoh dalam pertunjukan tari pada Pagelaran Wayang Kulit ini, yaitu Prabu Kano dan Bhatara Indra.

Pagelaran Wayang Kulit ini disaksikan oleh berbagai kalangan, mulai dari orang tua, seniman, penikmat seni wayang, remaja, hingga anak-anak, bahkan ada yang membawa keluarganya. Pagelaran Wayang Kulit ini dipentaskan secara offline maupun melalui media online Purbo Asmoro Official.