Polusi Udara Tingkatkan Risiko Alzheimer dan Keinginan Bunuh Diri

By Gita Laras Widyaningrum, Jumat, 4 Mei 2018 | 14:31 WIB
Polusi udara (Editor)

Sebuah penelitian terbaru menyatakan, paparan polusi udara meningkatkan risiko Alzheimer dan keinginan bunuh diri.

Menurut studi tersebut, paparan partikel udara halus dalam jangka panjang meningkatkan kadar ‘protein Alzheimer’, APOE4, yang dikaitkan dengan demensia dalam waktu cepat. Juga bisa meningkatkan keinginan bunuh diri seseorang hingga 4.92 kali lipat.

Para peneliti yakin, partikel halus memasuki otak manusia saat kita bernapas. Selanjutnya, mereka menjelajahi bagian tubuh kita melalui aliran darah.

Baca juga: Atasi Krisis Air, Peneliti Berencana ‘Bajak’ Gunung Es di Antartika

Penelitian sebelumnya menemukan fakta bahwa partikel yang beratnya kurang dari 0,0025 mg – biasanya berasal dari asap kendaraan – dapat menyebabkan inflamasi. 

Inflamasi sendiri berkaitan dengan Alzheimer dan masalah kesehatan mental.

Studi terbaru ini dilakukan di kota Meksiko -- rumah bagi 24 juta orang yang terpapar partikel halus polusi setiap harinya.

Para peneliti menganalisis hasil otopsi dari 203 jenazah berusia 11 bulan hingga 40 tahun. Belum jelas apa penyebab kematian mereka, namun peneliti menemukan jumlah protein yang sama banyaknya dengan penderita Alzheimer.

Dr. Lilian Calderón-Garcidueñas, pemimpin penelitian dari University of Montana, mengatakan: “Penyakit Alzheimer bisa dimulai dari masa kanak-kanak karena lingkungan tercemar. Kita harus menerapkan tindakan pencegahan yang efektif sejak dini, bahkan sebelum bayi lahir.”

Baca juga: Intip Cara China untuk Pulihkan Kembali Hutannya yang Telah Rusak

Menurut dr. Lilian, tidak ada gunanya mengambil tindakan reaktif beberapa dekade kemudian.

“Memperhatikan kondisi lingkungan, nutrisi, metabolisme, dan faktor genetik, adalah kunci untuk mencegah penyakit Alzheimer,” tambahnya.

Hasil lebih lanjut menunjukkan bahwa polusi udara meningkatkan protein hyperphosphorylated tau dan beta amyloid yang juga dikaitkan dengan Alzheimer.

Penemuan ini dipublikasikan pada jurnal Enviromental Research.