Satu-Satunya Orang Jerman yang Dihargai oleh Hitler dan Kennedy

By Wawan Setiawan, Minggu, 8 Mei 2022 | 13:00 WIB
Hitler di markas Panglima Angkatan Darat. Halder (paling kanan) bersama Hitler, 1940. (Bundesarchiv, Bild 146-1971-070-61 / CC-BY-SA 3.0/ Wikipedia)

Nationalgeographic.co.id - Selama Reich Ketiga, Hitler memperkuat kepemimpinannya di atas benteng perang, invasi, dan politik. Meskipun begitu, salah satu dari mereka ada yang berani melangkah melintasi garis partai dan berkontribusi pada propaganda Nazi juga kejatuhan Hitler.

Franz Halder memainkan bagian instrumental dalam kerja Wehrmacht Jerman, tetapi juga dianugerahi penghargaan oleh Presiden Amerika Serikat. Dia menjabat sebagai kepala staf umum tentara Hitler dari tahun 1938 hingga 1942. Selama waktu itu, dia mengawasi pengambilalihan yang menang atas Polandia, Prancis, Denmark, Norwegia, dan Balkan. Namun, meskipun ia mencapai semua ini, ia menyembunyikan perbedaan pendapat terhadap posisi ekstrem Hitler di arena domestik dan internasional.

Franz Halder lahir di Würzburg dari keluarga militer yang memiliki ikatan dengan keluarga Bavaria dari abad ke-17. Karirnya sendiri dimulai di Resimen Artileri Lapangan Ketiga Angkatan Darat Kerajaan Bavaria. Pada akhir Perang Dunia pertama, Halder mulai menerima tugas stafnya. Dia memimpin pos komando pertamanya pada Oktober 1934 dan dari sanalah ia mulai meluncur ke jajaran tentara.

Pada tahun 1936, letnan jenderal Halder diangkat sebagai Kepala Staf Umum Oberkommando des Heeres di Tentara Reich Ketiga Hitler. Selama waktu tersebut, Halder adalah orang dengan ideologi yang bimbang. Di satu sisi, dia mendukung Hitler dan tidak keberatan dengan pembunuhan Holocaust. Namun di sisi yang lain, dia menolak untuk menerima taktik ekstremis Hitler. Selama ini, dia tetap menjadi seorang Gestapo yang pengomel dan bertele-tele. Bahkan, dia merencanakan penggulingan Hitler dengan pendahulunya Ludwig Beck, yang sebelumnya telah mengundurkan diri dari jabatannya karena tidak setuju dengan pemimpin tersebut. Oposisi yang berani ini, dan lainnya yang mengikutinya, kemudian akan memberikan pengampunan Halder sendiri dalam pergantian peristiwa yang aneh.

Halder pada tahun 1938. (Bundesarchiv, Bild 146-1970-052-08 / CC-BY-SA 3.0/ Wikipedia)

Loyalitas Halder yang goyah mendorongnya untuk membuat buku harian yang cermat tentang semua yang dia temui sebagai kepala staf. Pangkat senior memainkan peran kunci dalam mengembangkan rencana untuk mengepung negara-negara tetangga, termasuk invasi Polandia pada tahun 1939. Dengan cepat, ia pun mencapai pangkat tertingginya sebagai kolonel jenderal di ketentaraan. Semua perkembangan, bersama dengan kejadian sehari-hari dalam organisasi, masuk ke dalam catatan Franz.

Ketika Hitler mengumumkan serangan ‘bencana’ di Prancis, ia menarik Halder dan orang-orang sezamannya ke dalam rencana baru untuk pembunuhannya itu. Akan tetapi, sang jenderal bersikap dingin, dan serangkaian serangan berhasil memperkuat posisi Hitler. Saat itu, karier Halder sendiri mulai mendapat pukulan. Mengenai pandangan bahwa pasukan akan mengambil alih Moskow sebelum musim dingin 1941, ia ragu-ragu dalam menyediakan makanan dan distribusi untuk cuaca dingin. Pengambilalihan berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan, dan ribuan tentara hilang karena musim yang murka. Ini menandai akhir karir Halder sebagai Kepala Staf.

 Baca Juga: Kisah Pencicip Makanan Hitler: Setiap Suapan Bisa Jadi yang Terakhir

 Baca Juga: Seorang Guru Sejarah Menemukan Tempat Penyimpanan Rahasia Artefak Nazi

 Baca Juga: Sousa Mendes dan Kisah Heroiknya, Selamatkan Ribuan Jiwa dari Nazi

Selama masa pensiunnya, Franz terlibat dalam pembunuhan ketiga Hitler yang gagal, yang terjadi pada tahun 1944. Hari-hari gembira telah berlalu, dan tentara yang dulu dihormati itu dikirim ke kamp konsentrasi di Flossenburg. Namun di akhir perang pada tahun 1945, ia dan pejabat tinggi lainnya dibebaskan oleh Pasukan Sekutu saat pasukan tersebut berbaris ke kamp-kamp keburukan itu.

Pengetahuan adalah kekuatan, ia dapat melarikan diri dari eksekusi karena aksesnya ke informasi sensitif dan penentangannya terhadap propaganda Nazi.

Pada Juli 1946, mantan Jenderal Halder bersaksi di sidang komisi IMT Nuremberg, di mana ia mengungkapkan hattrick pembunuhan yang gagal terhadap Hitler. Dari 1947 hingga 1961 ia bekerja secara ekstensif dengan militer AS. Buku hariannya berperan sebagai bukti integral dalam membentuk doktrin Nazi dan sejarah militer Jerman. Itu juga dicatat selama penuntutan Sekutu atas komando tinggi Hitler di Pengadilan Komando Tinggi.

Situasi telah berubah, dan sekarang salah satu kaki tangan terdekat Hitler membantu Divisi Sejarah AS. Di bawahnya, 700 perwira Jerman ditugaskan untuk menyiapkan sekitar 2.500 dokumen data sejarah. Untuk kontribusi terpentingnya, Franz Halder dianugerahi US Meritorious Civilian Service Award pada tahun 1961 oleh Presiden John F. Kennedy, menjadi satu-satunya orang Jerman yang pernah diberi penghargaan baik oleh Hitler maupun oleh presiden Amerika. Sikap clement terhadap sang jenderal mewarnai namanya dengan keberanian untuk generasi yang akan datang. The Halder Diaries, yang dipublikasikan pada tahun 1976, terus melayani intelijen dan studi sejarah bahkan setelah kematian sang jenderal.