Aksi Bakar Diri Biksu Saat Perang Vietnam yang Viral di Tahun 1963

By Galih Pranata, Senin, 27 Juni 2022 | 07:20 WIB
Foto Quảng Duc yang terekspos kamera wartawan Malcolm Browne, selama aksi bakar dirinya. (Malcolm Browne/Wikimedia)

Nationalgeographic.co.id—Protes bunuh diri, khususnya membakar diri sendiri, adalah tindakan yang sangat jarang terjadi. Namun selama setengah abad terakhir telah meningkat dalam seluruh insiden di seluruh dunia.

Ada kepercayaan Buddha dalam meninggalkan tubuh dan melampaui keterbatasannya ketika tahap kesempurnaan tercapai. Ada kasus sejarah biksu membakar diri, tetapi sebagai tindakan keagamaan, bukan politik.

Amanda Smith menulis bahwa "dalam agama Hindu juga ada pengertian api sebagai sarana pemurnian untuk membuang tubuh, sedangkan orang Kristen cenderung menganggap kematian oleh api sebagai hal yang mengerikan dan menjijikkan."

Amanda menulisnya kepada ABC dalam sebuah artikel berjudul Self-immolation: A history of the ultimate protest yang terbit pada 1 Juni 2016. "Dalam tradisi Kristen, api diasosiasikan dengan neraka," imbuhnya. 

Bakar diri Biksu Buddha pertama kali menjadi berita utama di Amerika Utara pada tahun 1963, dengan foto jurnalis Malcom Browne yang sekarang menjadi ikon, pemenang hadiah Pulitzer dari biksu Buddha Vietnam, Thích Quảng Duc duduk dalam api di persimpangan jalan di Saigon.

"Pada tanggal 11 Juni 1963, seorang biksu Buddha bernama Thích Quảng Duc duduk dengan tenang di persimpangan jalan yang ramai di dekat Istana Kepresidenan Saigon," kisahnya.

Lantas, secara mengejutkan, ia menyiram dirinya dengan bensin. Setelah mengucapkan doa singkat, biksu itu menyalakan korek api dan menjatuhkannya ke pangkuannya, langsung membakar tubuhnya.

"Gambar bakar diri biarawan itu, yang diambil oleh jurnalis AP Malcolm Browne, mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh dunia," lanjutnya.

Thích Quảng Duc menyerahkan nyawanya sebagai bentuk unjuk rasa dan protes atas kebijakan brutal anti-Buddha dari presiden Vietnam Selatan, Ngo Dinh Diem, seorang Katolik yang setia.

 

Kondisi Quảng Duc yang mengenaskan setelah tubuhnya terbakar. (Malcolm Browne)

Foto-foto Browne yang menggegerkan dunia dan tak terlupakan, mempertanyakan dukungan Amerika Serikat yang semakin besar terhadap rezim Vietnam Selatan. Nyawa biksu itu pun tak terselamatkan.

"Protes bunuh diri adalah yang paling mahal: tindakan paling ekstrem yang sering digunakan sebagai semacam upaya terakhir. Jadi tentu saja sebagian besar kasus protes bunuh diri tidak menghasilkan tanggapan dan dengan cepat dilupakan," sambungnya.

Presiden John F. Kennedy dilaporkan telah mengatakan, "Tidak ada gambar berita dalam sejarah yang telah menghasilkan begitu banyak emosi di seluruh dunia seperti itu." Tapi hal itu tidak mengubah pikiran Kennedy tentang posisi Amerika Serikat di Vietnam.