Pteragogus turdus, Spesies Baru Ikan yang Mendiami Perairan Indonesia

By Ricky Jenihansen, Senin, 4 Juli 2022 | 12:00 WIB
Foto bawah air dari Pteragogus turdus, individu dewasa dari Pulau Ishigaki-jima. (K. Nishiyama)

Nationalgeographic.co.id—Tim ahli perikanan dari Kagoshima University dan the Kagoshima University Museum mengumumkan telah menemukan spesies baru ikan di lautan Hindia dan Pasifik. Ikan ini termasuk dalam genus Pteragogus, yang kemudian dinamakan Pteragogus turdus.

Deskripsi lengkap temuan tersebut telah diterbitkan di jurnal Ichthyological Research dengan judul "Pteragogus turdus, a new species of wrasse (Perciformes: Labridae) from the Indo-West Pacific Ocean" belum lama ini.

Dijelaskan, Pteragogus adalah genus yang relatif kecil dari ikan bersirip kipas dalam keluarga wrasse Labridae. Genus ini mencakup lebih dari 10 spesies yang diakui secara ilmiah yang tersebar luas.

Mereka berasal dari Indo-Pasifik Barat, Laut Merah di Selatan, Papua Nugini, Jepang utara ke selatan, pantai Semenanjung Korea, dan selatan ke Australia.

Sementara spesies baru ini, diketahui mendiami perairan Samudra Hindia bagian timur, yaitu Australia Barat dan Samudra Pasifik bagian barat, yakni Jepang, Taiwan, Thailand, Vietnam, Filipina, Palau, Mikronesia, Indonesia, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Australia bagian timur, Kaledonia Baru, Fiji, Tonga, dan Samoa.

Tomoka Iino dari Kagoshima University dan Hiroyuki Motomura dari Kagoshima University Museum’s mengatakan, Anggota Pteragogus dapat dibagi menjadi tiga kelompok sesuai dengan jumlah duri sirip punggung.

"Spesies yang baru diidentifikasi termasuk dalam kelompok dengan 10 duri sirip punggung," kata mereka dalam rilis media.

Para peneliti mendeskripsikan spesies baru berdasarkan 65 spesimen yang ditangkap di lautan India dan Pasifik. Spesies ini memiliki panjang 6-8 cm (2,4-3,1 inci), kepala dan tubuh coklat kemerahan, dan tepi sisik putih kecoklatan pucat, membentuk pola retikulat yang tidak jelas.

Spesies baru ini dicirikan oleh kombinasi karakter berikut: 10 duri sirip punggung, 10 hingga 15 (biasanya 12, jarang 14 atau 15) total penyapu insang, profil punggung kepala lurus, duri sirip punggung ke-10 relatif pendek dan panjangnya 14,3–20,6 persen (rata-rata 17,0 persen) dari panjang standar.

Sebaran ikan Pteragogus turdus. (Lino et al.)

Kemudian, panjang sirip lunak sirip perut terpanjang 16,5–24,3 persen (bisanya 20,4 persen), dua atau tiga duri sirip punggung anterior dengan ujung membran berserabut pada jantan, duri sirip dubur dengan ujung membran berfilamen yang relatif pendek, lubang hidung anterior dengan tepi coklat tua serta tiga garis vertikal abu-abu kebiruan yang agak melengkung, biasanya di pipi di bawah mata.

Selanjutnya, garis putih biasanya terdapat di kepala memanjang dari ujung moncong ke ujung atas tutup insang melalui bagian atas iris. Lalu, bercak coklat tua melingkar atau elips besar (kurang lebih sama dengan ukuran mata) dengan pinggiran kuning samar atau oranye pada tutup insang atas.

Juga terdapat beberapa bintik kecil berwarna cokelat tua di permukaan tengah lateral tubuh, tidak ada bintik hitam di perut, bercak cokelat tua pada membran antara duri sirip punggung ke-1 dan ke-2 (kadang-kadang tidak jelas), bintik cokelat tua biasanya di bawah pangkal sirip punggung terakhir, sirip perut umumnya berwarna putih kemerahan pucat dengan pita lebar berwarna coklat kemerahan di bagian tengah.

Hal menarik lainnya, ikan ini paling mirip dengan Pteragogus cryptus, kedua spesies tersebut sebelumnya dianggap sebagai spesies tunggal.

"Namun, Pteragogus turdus dapat dibedakan dari Pteragogus cryptus dengan jumlah total penyapu insang yang lebih rendah, duri sirip punggung ke-10 yang lebih pendek, jari lunak sirip perut yang sedikit lebih pendek, dan ujung membran berfilamen pada dua atau tiga duri sirip punggung paling depan di bagian depan," kata para peneliti.

Kemudian, sementara Samudra Hindia bagian timur (Australia Barat) dan Samudra Pasifik bagian barat."Sedangkan Pteragogus cryptus terbatas di Samudra Hindia bagian barat."