Ritus Pengorbanan Bayi yang Memilukan Peradaban Mesopotamia Kuno

By Galih Pranata, Senin, 1 Agustus 2022 | 09:00 WIB
Reruntuhan peradaban Mesopotamia di Nemrut Dagi, Turki. (Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.idMesopotamia Kuno tertulis dalam banyak kitab sejarah. Kehadirannya dikenal sebagai peradaban kuno yang memiliki catatan sejarah menarik hingga peninggalannya yang eksotis.

Mesopotamia menjadi bagian dari sejarah peradaban panjang yang penting bagi perkembangan manusia. Namun, tidak selamanya sejarah mengungkap beragam kebaikannya, ada juga hal pilu di balik kisah masyarakatnya.

"Kehidupan di Mesopotamia kuno kejam dari buaian sampai kuburan," tulis A.C Grimes kepada Grunge dalam artikel berjudul Messed Up Things That Happened In Ancient Mesopotamia, terbit pada 22 Februari 2021.

Menjadi sebuah fakta yang memilukan mengingat beberapa temuan artefak dan arkeologis yang menghubungkan kehidupan di zaman kuno dengan modern. Kengerian dan kepiluan atas pengorbanan bayi dan remaja dalam ritus budaya Mesopotamia.

Untuk bayi yang lahir dengan kelainan bentuk, bayi dengan anggota badan yang hilang, kembar siam, dan anak-anak interseks biasanya dianggap dikutuk dan dengan demikian dibuang ke sungai.

Grimes mencatat dari Encyclopedia of Death and Human Experience, bayi Mesopotamia dengan kelainan "dianggap sebagai keturunan penyihir dan hewan sehingga akan dibiarkan mati di pinggir jalan."

Tablet dari Mesopotamia yang menggambarkan sebuah kuil mengeluarkan jatah harian bir. Tablet itu terkesan dengan lima jenis simbol numerik yang berbeda. Dari Mesopotamia, Irak. Periode Uruk Akhir, 3100-3000 SM. (THE BRITISH MUSEUM LONDON)

Anak-anak dan remaja juga tewas dalam pembunuhan saat ritual. Para arkeolog membuat penemuan mengerikan di Basur Höyük di Turki tenggara.

Sebuah makam Zaman Perunggu ditemukan, berisi mayat dua anak berusia 12 tahun yang terkubur dengan hati-hati dikelilingi oleh ornamen dan apa yang tampak seperti delapan pengorbanan manusia.

Mayat-mayat ini dikubur antara 3100 dan 2800 SM. Enam dari korban meninggal di usia mereka yang sangat muda menurut standar modern. Diperkirakan mereka mati di usia berkisar antara 11 hingga 20 tahun.

"Mayat ke-11 juga ditemukan tetapi mungkin merupakan pemakaman sebelumnya," tambah Grimes. Bukti yang ditemukan menunjukkan kematian para korban tewas.

Diperkirakan mereka mati karena ditusuk—setidaknya dalam dua kasus. Tetapi, tujuan yang sesungguhnya dari pengorbanan dan kematian para korban ini belum jelas.

Brenna Hassett, seorang doktor yang memimpin penggalian situs tersebut, mengemukakan asumsi dan berteori, bahwa "pengorbanan tersebut berfungsi sebagai sarana pengendalian populasi di zaman Mesopotamia Kuno."