Teka-teki 'Wanita Gemuk' dalam Kepercayaan Prasejarah Mediterania

By Galih Pranata, Selasa, 9 Agustus 2022 | 10:00 WIB
Reruntuhan artefak prasejarah di kompleks Tarxien, Malta. (Alanfin/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.idWilayah Mediterania adalah laboratorium besar yang strategis untuk studi ilmiah tentang kepercayaan awal masyarakat prasejarah. Begitu banyak artefak prasejarah muncul di sana.

"Setiap orang telah mendengar tentang mitologi Yunani dan kultus seputar kaisar Romawi," tulis Anthony Bonanno dan tim.

Ia menulis bersama Caroline Malone, David Trump, Simon Stoddart, dan Tancred Gouder kepada Scientific American dalam artikel berjudul The Death Cults of Prehistoric Malta yang terbit pada 1 Januari 2005.

Jauh kurang terkenal adalah kepercayaan-kepercayaan awal masyarakat pertanian Mediterania yang mendahului kemajuan peradaban Yunani-Romawi.

Bukti peradaban dari kepercayaan terdahulu masyarakat prasejarah Mediterania adalah ditemukannya sosok manusia—wanita—yang gemuk, telah memainkan peran penting.

Beberapa dari figur artefak dikenali dalam bentuk perempuan, para arkeolog terkadang menyebut mereka sebagai "wanita gemuk" dan mengaitkannya dengan perayaan kesuburan, baik manusia maupun pertanian.

Kuil-kuil dan ruang pemakaman bawah tanah yang terkait dengan kesuburan berisi banyak gambar manusia gemuk—beberapa tidak lebih besar dari beberapa sentimeter, yang lain seukuran raksasa—serta hewan dan simbol phallic.

"Temuan ini memberikan pencerahan baru tentang bagaimana praktik keagamaan tertentu berevolusi di Malta dan mungkin mengapa mereka akhirnya menghilang," tambah Bonanno dan timnya.

Patung-patung tentang figur wanita gemuk yang sesuai dengan gambaran umum tersebut berasal dari era Paleolitik Atas (sekitar 25.000 tahun yang lalu) hingga awal masyarakat pengguna logam di era Neolitik.

Patung Fat Lady atau 'Wanita Gemuk' berukuran raksasa yang ditemukan di kompleks candi Tarxien, Malta. (Serhii Ryzhkov/Alamy Stock Photo)

Sayangnya, banyak dari patung-patung ini jauh kurang informatif daripada sebelumnya karena cara pengumpulannya yang tidak ilmiah. Penanggalan angka-angka tersebut seringkali tidak akurat.

Catatan tentang di mana dan bagaimana lokasinya seringkali tidak lengkap, sehingga kita tidak dapat mengetahui apakah sosok-sosok itu khas situs pemakaman, kuil, atau rumah.

Penemuan patung-patung serupa di situs-situs yang jauh dan dari era yang berbeda mengilhami tradisi panjang spekulasi ilmiah tentang agama prasejarah yang tersebar luas berdasarkan pemujaan terhadap Dewi Ibu—nama lain dewi kesuburan.