Kuak Cybele, Dewi Ibu Bagi Kepercayaan Orang-orang Turki Kuno

By Galih Pranata, Senin, 15 Agustus 2022 | 16:00 WIB
Cybele, sosok perempuan yang diyakini peradaban di Cekungan Mediterania sebagai Dewi Ibu yang melambangkan kesuburan. (TECHNOPIXEL)

Nationalgeographic.co.id—Cybele, Dewi Ibu yang telah disembah sejak zaman prasejarah dan dipandang sebagai pelindung kesuburan dan kelimpahan di Cekungan Mediterania, khususnya di Anatolia.

Menurut para ahli, patung Cybele, yang diyakini sebagai pemberi dan pelindung kekayaan dan kelimpahan di era prasejarah, diperkirakan berasal dari abad ketiga. Sebuah artefak ditemukan pada 1960-an.

"Artefak itu diselundupkan keluar dari Turki dan dijual di Israel selama 1970-an," tulis koresponden Daily Sabah dalam artikel berjudul 1,700-year-old Cybele statue set to return home to Turkey’s Afyonkarahisar terbit pada 10 Desember 2020.

Penyelundupan artefak sejarah adalah masalah yang dihadapi Turki sejak lama. Banyak artefak budaya telah dicuri, diselundupkan, dijual atau hilang dari tanah tempat mereka diciptakan.

"Untungnya, terkadang sisa-sisa sejarah ini dapat dilacak dan diambil kembali lama setelah mereka menghilang dari tanah air kelahiran mereka," tambahnya. Hal itu juga terjadi pada patung marmer dewi ibu Anatolia, Cybele.

Cybele yang mengendarai singa, perlambang kesuburan dan kemelimpahan di peradaban Turki kuno. (Wikimedia)

Ia telah kembali ke Turki, tanah asalnya, "setelah menghabiskan hampir 40 tahun di luar negeri," lanjutnya. Berkat upaya keras Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Turki, patung berusia 1.700 tahun itu akhirnya bisa kembali.

Agar membuat patung Cybele itu kembali, pihak berwenang Turki bekerja sekeras mungkin untuk membuktikan bahwa artefak itu berasal dari Anatolia.

Para ahli di Direktorat Museum Arkeologi Istanbul menyiapkan laporan ilmiah yang menekankan bahwa patung itu memiliki kesamaan tipologis dengan artefak lain yang ditemukan di Gundukan Kovalk di provinsi Afyonkarahisar barat selama pembangunan jalan pada tahun 1964.

Balkanatolia sebagai benua yang hilang dan terhimpit di antara Eropa, Asia, dan Afrika. Menempati dataran ini memungkinkan mamalia Asia masuk ke Eropa pada periode Eosen akhir. (Alexis Licht & Grégoire Métais)

Di masa lalu, merupakan praktik sosial dan keagamaan yang umum untuk membuat persembahan kepada representasi dewa dan dewi untuk menghormati mereka atau meminta bantuan mereka.

Hadiah yang diberikan kepada dewa dan dewi di kuil dan tempat suci dianggap sebagai persembahan nazar. Tergantung pada status sosial dan ekonomi orang tersebut, persembahan ini dapat berkisar dari kerikil sederhana hingga patung yang rumit.

Sebagaimana dinyatakan dalam prasastinya, patung Cybele dipersembahkan kepada 12 Olympians, 12 dewa utama Yunani, sebagai persembahan nazar.

Di alas patung itu tertulis: "Putra Hermeios, Asclepiades dari Sideropolis mendirikan patung nazar untuk Dua Belas Olympians."