Nationalgeographic.co.id—Peracunan merupakan praktik yang umum dilakukan di Kekaisaran Romawi. Untuk mengamankan posisi, misalnya kaisar, tidak jarang racun digunakan untuk menyingkirkan seseorang. Orang dekat, pesaing, atau keluarga pun ikut menjadi sasaran. Nero misalnya, ia memiliki ahli racun yang menjalankan perbuatan-perbuatan kotor sang kaisar. Tidak bisa dipungkiri, peracunan menjadi cara populer menyingkirkan musuh di zaman Romawi.
Ahli racun Romawi
Faktanya adalah, peracunan adalah cara yang cukup populer untuk menyingkirkan seseorang di Romawi Kuno. Trennya tidak mengenal batas sosial.
Wanita, khususnya, tampaknya unggul dalam hal itu. Bahkan, pada satu titik kata pezina identik dengan peracun. Mengapa? Seorang wanita yang berselingkuh memiliki banyak ketakutan. Semua orang yang bisa mengetahui pelanggarannya, mulai dari suami, orang tua, teman. Satu-satunya jalan keluar yang aman adalah dengan membunuh mereka. Dan racun menjadi salah satu pilihan “aman”.
Selain itu, wanita di Romawi juga meracuni demi uang. Faktanya, ada beberapa peracun wanita terkenal di Romawi kuno, seperti Locusta. Awalnya, Julia Agrippina mempekerjakannya pada tahun 54 Masehi. Sebagai istri kedua Kaisar Claudius dan ibu dari Nero, ia ingin memuluskan jalan bagi sang putra untuk menjadi kaisar.
Tentu saja dalam hal ini ia harus menyingkirkan sang suami yang saat itu masih menjabat menjadi kaisar.
Locusta mempermudah penyelesaian masalah. Kontan Locusta diangkat menjadi peracun pribadi Nero. Pekerjaan pertamanya adalah menyingkirkan rintangan terakhir antara Nero dan takhta. Saat itu, mendiang Claudius memiliki seorang putra yaitu Britannicus. Meski masih bocah, Britannicus dianggap berbahaya oleh Nero. Locusta pun diutus untuk melenyapkan pesaing Nero.
Puas akan pekerjaannya, Locusta diminta untuk melatih seni meracun pada sekelompok orang. “Dengan demikian, Nero memiliki pasukan peracunnya sendiri,” tutur Nicol Valentin di laman Medium.
Beragam cara meracuni orang
Ada banyak cara untuk meracuni seseorang, itulah sebabnya Locusta mendirikan sekolah khusus.
Kepuasan pelanggan adalah penting dalam perdagangan apa pun. Apakah Anda menginginkan sesuatu yang bekerja lambat, atau cepat? Apakah Anda tertarik pada kerusakan fisik, atau mental?
Bagaimana dengan sesuatu yang menyebabkan korban tidak bisa berkata-kata sampai saat kematian? Jika Anda tertarik dengan sesak napas, mengapa tidak mencoba henbane? Minyak dari biji membuat korban menjadi gila.
Jamur adalah pilihan yang populer dan mudah karena dapat dicampurkan ke dalam masakan dan tidak berbau. Plinius pun memberikan saran bermanfaat, “Jauhi jamur, tidak peduli seberapa enak rasanya.”
Agrippina diduga meracuni Claudius dengan sepiring jamur. Kalau saja sang kaisar mendengarkan saran Plinius, dia mungkin akan hidup lebih lama. Selain makanan, racun juga dapat dicampur ke dalam anggur kesukaan orang Romawi.
Inilah sebabnya mengapa banyak Kaisar memiliki pencicip makanan. Jadi mengapa Claudius tidak mempekerjakan seorang pencicip makanan? Sebagai kaisar, tentu saja ia memiliki seorang yang bertugas mencicipi makanannya. Namanya Halotus. Ada kemungkinan Holotus bekerja sama dengan Agrippina, sebab, ia terus bekerja dengan Nero bahkan setelah Claudius meninggal.
Jarum adalah cara lain untuk memberikan racun. Jadi, jika kaisar memiliki seorang pencicip makanan yang hebat sekalipun, ia bisa mati karena tertusuk jarum. Hanya satu tusukan kecil yang dibutuhkan. Korban mungkin merasakan sedikit sengatan dan mengira itu gigitan serangga. Sampai akhirnya mereka tersungkur karena itu.
Serangga pun bisa digunakan untuk menyingkirkan orang yang tidak disukai secara diam-diam. Orang bisa menggunakan lalat Spanyol, kalajengking, irisan katak, berbagai jenis ikan, dan masih banyak lagi. Tampaknya seseorang bisa meracuni selama bertahun-tahun dan tidak kehabisan pilihan. Maka tidak heran jika Nero melihat perlunya sebuah sekolah khusus untuk pelatihan racun.
Penawar racun
Dan bagaimana dengan penawarnya? Bisakah seseorang melarikan diri dari nasibnya dengan cara apa pun? Susu dipercaya dapat menyembuhkan keracunan mineral dan hemlock. Anggur dianggap sebagai obat terbaik untuk gigitan dan sengatan.
Agrippina membentengi dirinya dengan obat penawar. Inilah yang membuatnya lolos dari upaya pembunuhan putra kesayangannya.
Seorang peracun kesayangan kaisar bisa menjadi sangat kaya karena keahliannya. Meski berstatus sebagai seorang budak, Locusta memiliki perkebunan mewah berikut pelayannya. Berkat jasanya, Nero memberikan banyak hadiah mahal untuk Locusta.
Tidak hanya Nero saja yang menggunakan racun untuk mengamankan posisinya. Ada beberapa kaisar Romawi yang melakukan cara yang sama, seperti Caligula, Caracalla, Commodus, Elegabalus, hingga Vittelius.
Mungkin karena bisa dilakukan secara diam-diam, peracunan merupakan cara populer untuk menyingkirkan musuh di masa itu.