Nationalgeographic.co.id - Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) kembali menyelenggarakan Misi Lestari. Pada tahun 2022 ini, Misi Lestari mengusung tema Mission of The Ocean (MOTO). Dalam misi ini, YKAN mengajak masyarakat untuk peduli laut dan menjaga kelestarian keanekaragaman biota laut Indonesia.
Misi Lestari merupakan kegiatan kolaboratif dalam upaya melestarikan bumi, dengan mengajak seluruh komponen masyarakat untuk peduli pada alam melalui aktivitas keseharian yang edukatif. Tema Mission of The Ocean selaras dengan gerakan global yang didorong Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada Januari 2021, yang mendeklarasikan 'Dekade Ilmu Kelautan untuk Pembangunan Berkelanjutan 2021-2030' untuk mendukung upaya praktik pengelolaan perairan yang berkelanjutan.
Sebagai negara kepulauan, dua per tiga wilayah Indonesia merupakan perairan dan menopang kehidupan bagi lebih dari 60 persen penduduk Indonesia. Dalam rangka mendukung pemerintah Indonesia mengelola wilayah perairan Indonesia secara berkelanjutan, YKAN bersama mitra kini bekerja di Raja Ampat, Papua Barat; Rote, Nusa Tenggara Timur; Bali; Wakatobi, Sulawesi Tenggara; dan Berau di Kalimantan Timur.
Laksmi Larastiti, Fisheries Program Planning Manager YKAN, menjelaskan pekerjaan yang dilakukan antara lain memberikan edukasi kepada nelayan dan perusahaan ikan untuk menangkap ikan laut yang hanya sudah dewasa. "Pilihlah ikan kakap dan kerapu yang panjangnya setidaknya satu lengan bawah kita karena ikan itu sudah melakukan pemijahan setidaknya sekali," ujar Laras, sapaan Larastiti, dalam acara Dialog Konservasi dan Konferensi Pers "Misi Lestari 2022: #MissionOfTheOcean" Misi untuk Melindungi Keanekaragaman Biota Laut pada 28 September 2020 di Grand Indonesia, Jakarta.
Laras mengatakan bahwa YKAN telah bekerja sama dengan 550 mitra nelayan serta 3 perusahaan ikan agar melakukan praktik perikanan berkelanjutan. Perikanan berkelanjutan adalah konsep penangkapan ikan yang dilakukan secara berkelanjutan, atau dalam kata lain populasi ikan tidak akan menurun akibat praktik penangkapan ikan.
Edukasi dan pendampingan soal praktik perikanan yang berkelanjutan ini tidak hanya diberikan kepada nelayan dan perusahaan pengolah dan penjual ikan, tetapi juga kepada konsumen. Konsumen juga diedukasi agar membeli ikan yang sudah dewasa dan utuh, bukan yang rusak akibat hasil penangkapan dengan bom.
"Menghindari mengonsumsi ikan ukuran kecil (yang belum dewasa) bisa menjadi salah satu cara untuk menjaga populasi ikan, sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem laut," ucap Laras.
Faktor penentu lainnya untuk praktik perikanan yang berkelanjutan adalah kelestarian ekosistem. Ekosistem laut dan pesisir yang sehat menjadi tumpuan penghidupan dan kesejahteraan rakyat, sekaligus menjadi salah satu modal alam utama dalam upaya mitigasi perubahan iklim berbasis alam.
"Terumbu karang. ladang lamun, hingga hutan mangrove yang ada di pesisir pantai berperan sebagai penyerap karbon. Ketika terumbu karang, ladang lamun, dan mangrove terjaga, biota laut lainnya pun bisa tetap lestari," kata Laras.
Mission of The Ocean menjadi misi kolektif untuk menata kembali koneksi antara manusia dan laut, demi mewujudkan laut yang sehat. "Kegiatan Misi Lestari, yang mengusung konsep 4 pilar, yaitu Environment, Educate, Engage, dan Entertain, merupakan salah satu cara bagi YKAN mengajak masyarakat luas terlibat dalam upaya konservasi ekosistem laut. Ajakan ini dilakukan lewat kegiatan menyenangkan dengan unsur olah raga, yaitu lari," jelas Astrid Candrasari, Project Director Misi Lestari.
Ajang lari bersama dalam Misi Lestari 2022: #MissionOfTheOCean akan dilakukan secara hybrid, yakni virtual dan offline. Pelari untuk misi virtual diwajibkan untuk menuntaskan jarak 21 kilometer yang dilaksanakan mulai tanggal 7 November 2022 hingga 27 November 2022 menggunakan platform 99 Virtual Race.
Adapun dalam lari misi offline, yang sekaligus menjadi ajang selebrasi Misi Lestari, akan dilaksanakan pada 27 November 2022 di Taman Waduk Tukad Badung, Denpasar, Bali. Bali dipilih karena pulau ini menjadi hub atau penghubungan penjualan ikan-ikan dari wilayah timur Indonesia ke wilayah barat Indonesia. Selain itu, YKAN juga punya kantor, wilayah kerja, dan banyak mitra di Bali. Faktor ketiga, setelah dua tahun pandemi kini Bali perlahan mulai dikenal lagi sebagai tempat healing atau berwisata.