Samudra Pasifik Akan Memicu Terbentuknya Superbenua Baru di Planet Ini

By Wawan Setiawan, Rabu, 5 Oktober 2022 | 12:00 WIB
Grafik ilustrasi superbenua Pangea planet Bumi 300 juta tahun yang lalu. (Rainer Lesniewski via Getty Images)

Nationalgeographic.co.id—Apa itu superbenua? Superbenua adalah daratan yang terdiri dari sebagian besar atau seluruh daratan di planet Bumi. Dengan definisi ini, daratan yang dibentuk oleh Afrika dan Eurasia saat ini dapat dianggap sebagai superbenua. Superbenua terbaru yang menggabungkan semua daratan utama Bumi dan mungkin yang paling terkenal, adalah Pangea.

Sekitar 300 juta tahun yang lalu, planet Bumi tidak memiliki tujuh benua, melainkan satu benua super besar yang disebut Pangaea. Superbenua ini dikelilingi oleh satu samudra yang disebut Panthalassa.

Menurut sebuah studi baru oleh para ilmuwan Curtin University, superbenua berikutnya di planet Bumi yang akan terbentuk adalah Amasia. Superbenua ini terbentuk ketika Samudra Pasifik ditutup dalam 200 hingga 300 juta tahun. Para ilmuwan menggunakan superkomputer untuk mensimulasikan bagaimana superbenua ini terbentuk.

Mereka menemukan karena planet Bumi telah mendingin selama miliaran tahun, lempeng-lempeng yang menopang lautan menjadi lebih tipis dan lebih lemah dari waktu ke waktu. Hal ini membuat superbenua berikutnya menjadi lebih menantang untuk terbentuk dengan menutup lautan “muda”, seperti Samudra Atlantik atau Hindia.

Samudra Pasifik adalah apa yang tersisa dari samudra super Panthalassa, yang mulai terbentuk 700 juta tahun yang lalu ketika bekas superbenua itu mulai pecah. Sejak zaman dinosaurus, ketika berada pada ukuran terbesarnya, lautan tertua yang kita miliki di Bumi secara bertahap semakin mengecil.

Saat ini menyusut beberapa sentimeter per tahun, dan dimensinya saat ini sekitar 10 ribu kilometer diperkirakan membutuhkan 200 hingga 300 juta tahun lagi untuk menutup.

Penulis utama Dr. Chuan Huang, dari Curtin's Earth Dynamics Research Group dan School of Earth and Planetary Sciences, mengatakan temuan baru ini signifikan dan memberikan wawasan tentang apa yang akan terjadi pada planet Bumi dalam kurun waktu 200 juta tahun ke depan. Hasil temuan tersebut telah dipublikasikan di jurnal National Science Review pada 28 September dengan judul Will Earth's next supercontinent assemble through the closure of the Pacific Ocean?

Kemungkinan konfigurasi superbenua Amasia di planet Bumi yang terbentuk 280 juta tahun ke depan. (Curtin University)

“Selama 2 miliar tahun terakhir, benua di Bumi telah bertabrakan untuk membentuk superkontinen setiap 600 juta tahun, yang dikenal sebagai siklus superkontinen. Ini berarti benua-benua saat ini akan bersatu kembali dalam beberapa ratus juta tahun.” kata Huang.

Bahkan, superbenua baru ini pun telah diberi nama Amasia, karena beberapa percaya bahwa Samudra Pasifik akan menutup (berlawanan dengan Samudra Atlantik dan Hindia) ketika Amerika bertabrakan dengan Asia. Australia juga diharapkan berperan dalam peristiwa Bumi yang kritis ini. Pertama bertabrakan dengan Asia dan kemudian menghubungkan Amerika dan Asia begitu Samudra Pasifik ditutup.

“Dengan mensimulasikan bagaimana lempeng tektonik planet Bumi diharapkan berevolusi menggunakan superkomputer, kami dapat menunjukkan bahwa dalam waktu kurang dari 300 juta tahun kemungkinan besar Samudra Pasifik akan menutup. Ini memungkinkan pembentukan Amasia, menyanggah beberapa teori-teori ilmiah sebelumnya.” tutur Huang.

Rekan penulis John Curtin Profesor Terhormat Zheng-Xiang Li, juga dari Sekolah Ilmu Bumi dan Planet Curtin, mengatakan bahwa seluruh dunia yang didominasi oleh satu massa benua akan secara dramatis mengubah ekosistem dan lingkungan planet Bumi.

“Bumi seperti yang kita tahu akan sangat berbeda ketika Amasia terbentuk. Permukaan laut diperkirakan akan lebih rendah, dan interior superkontinen yang luas akan sangat gersang dengan kisaran suhu harian yang tinggi,” kata Profesor Li. “Saat ini, Bumi terdiri dari tujuh benua dengan ekosistem dan budaya manusia yang sangat berbeda, jadi akan sangat menarik untuk memikirkan seperti apa dunia dalam 200 hingga 300 juta tahun mendatang.”