Beberapa cendekiawan berpendapat bahwa dengan mengenakan pakaian laki-laki, ia berusaha menenangkan orang-orang yang mengkritik pemerintahannya sebagai perempuan.
Lainnya bahkan berpendapat bahwa sang firaun memandang jenis kelaminnya sebagai hal yang memalukan. “Karena itu, ia berusaha menyembunyikannya,” tambah Dowdeswell.
Baca Juga: Sebagian Tidak Percaya Akhirat, Inilah Kehidupan Orang Mati Mesir Kuno
Baca Juga: Telisik Sisi Lain Kehidupan Sosial Masyarakat Mesir Kuno, Seperti Apa?
Baca Juga: Akhir Sebuah Peradaban, Siapa Sebenarnya Firaun Terakhir Mesir Kuno?
Para ahli Mesir kuno, seperti Carolyn Graves-Brown, Joyce Tyldesley, dan Gae Robins berpendapat bahwa ia ingin dipandang sebagai firaun tradisional (mungkin dalam hal ini: laki-laki). Untuk mematuhi aspek tradisional sebagai firaun, dia terpaksa menggunakan atribut laki-laki karena firaun sebelumnya hanya laki-laki.
Menurut mereka, ini tidak ada hubungannya dengan menyembunyikan jenis kelaminnya yang sebenarnya.
Kematian Sobekneferu
Sayangnya, tempat pemakaman Sobekneferu tidak diketahui. Beberapa orang berpendapat bahwa itu mungkin berada di kompleks piramida yang rusak yang terletak di dekat Amemenhat IV di Mazghuna. Namun tidak ada bukti dari klaim ini.
Kini, Sobekneferu dikenang sebagai pemimpin Mesir terakhir dari Kerajaan Tengah. Dia juga merupakan penguasa terakhir sebelum Kerajaan Baru yang muncul dalam daftar yang ditemukan di Abydos dan Saqqara. Meskipun memerintah kurang dari empat tahun, dia adalah firaun wanita pertama yang memerintah dengan gelar kerajaan penuh dan dicatat dalam Daftar Raja Turin.