Nationalgeographic.co.id—Parfum atau wewangian ternyata sudah digunakan sejak zaman kuno. Berkat sekelompok ilmuwan, sebagian wewangian dari zaman kuno mungkin bisa kita nikmati kelak. Salah satunya adalah parfum kuno Mesopotamia yang berusia 3.200 tahun yang diciptakan kembali di Diyarbakır, Turki.
Bagaimana cara sekelompok ahli itu mereplika ulang parfum yang berusia ribuan tahun itu? Mereka mengikuti formula yang dituliskan pada lauh tanah liat kuno oleh pembuat parfum wanita terkenal saat itu, Tapputi.
Formula parfum ditemukan oleh para arkeolog selama penggalian di Assur, ibu kota negara-kota Asyur Lama di tempat yang sekarang disebut Irak. Lauh itu menunjukkan langkah-langkah yang digunakan Tapputi dalam menghasilkan wewangiannya.
Temuan lauh yang berisi tentang formula wewangian kuno
Tulisan di lauh menampilkan nama lengkapnya sebagai Tapputi-Belatekallim. Tapputi juga digambarkan sebagai penghasil parfum Mesopotamia yang hebat.
Daerah tempat lauh ditemukan adalah bagian dari Mesopotamia Babilonia pada milenium kedua Sebelum Masehi. Lauh yang ditemukan itu berasal dari tahun 1200 SM.
Investigasi ekstensif dilakukan pada metodologi pembuatan parfum Mesopotamia Tapputi oleh tim ilmuwan Turki. Tim juga bekerja sama dengan Turkey’s Smell Academy and Scent Culture Association.
Selain pakar parfum, para pakar lain dari berbagai bidang juga turut ambil bagian dalam proses replikasi salah satu wewangian Tapputi di laboratorium.
Tujuan utama para ilmuwan adalah untuk memahami apa yang dilakukan pembuat parfum. “Mereka juga berencana untuk menduplikasi karyanya sedetail mungkin,” tulis James Ssengendo di laman Greek Reporter.
Tapputi menjadi ahli kimia wanita pertama di Mesopotamia dan pembuat parfum wanita pertama di dunia.
Bahan yang digunakan untuk membuat parfum Mesopotamia
Berdasarkan catatan yang terukir di lauh, terungkap bahwa Tapputi menggunakan kombinasi berbagai jenis bunga, minyak, calamus, cyperus, mur, lobak pedas, rempah-rempah, dan balsam di antara bahan-bahan lain untuk membuat parfum kunonya.
Selanjutnya, Tapputi mencampurkan berbagai ramuannya dengan air atau pelarut lain, dan menyaringnya. Oleh tim, penyaringan produk cairnya dilakukan berkali-kali untuk menciptakan formula parfum Mesopotamia yang lebih murni dan harum.
Dari tumpukan informasi Mesopotamia yang rumit inilah para ilmuwan akhirnya dapat menciptakan kembali salah satu formula aromanya secara keseluruhan.
Pakar wewangian kuno yang terkenal, Bihter Türkan Ergül, menjelaskan, “Pada lauh ini, kami menemukan jawaban atas pertanyaan tentang bagaimana ia menghasilkan aroma. Serta bagaimana membuat proses penyulingan.”
Bagi Ergül, aksara paku pada lauh membawa para peneliti melakukan perjalanan ke masa lalu. Ini memungkinkan mereka untuk merasakan wewangian kuno yang sama di laboratorium modern.
Ritual misterius Tapputi dalam membuat parfum
Setelah menguraikan aksara paku, Ergül dan tim ahlinya menghasilkan 27 halaman terjemahan yang berkaitan dengan parfum.
“Tapputi akan bekerja di bawah bulan purnama sambil mencari persekutuan dengan bintang-bintang di langit malam,” tambah Ergül.
Ritual misterius Tapputi dalam aktivitas pembuatan parfum Mesopotamia adalah salah satu dari banyak rahasia yang terungkap selama penerjemahan lauh. Sebagai Asosiasi Budaya Wewangian, Ergül dan timnya mempertahankan tradisi wewangian di tanah air mereka.
“Kami tinggal di tanah yang memiliki budaya aroma berusia 8.000 tahun,” kata Ergül.
Meskipun semua bahan yang digunakan dalam salah satu wewangian Tapputi telah diidentifikasi, melampaui titik ini bisa menjadi sebuah tantangan.
Baca Juga: Tatkala Mesopotamia Temukan Roda, Teknologi Kuno yang Mengubah Dunia
Baca Juga: Ritus Pengorbanan Bayi yang Memilukan Peradaban Mesopotamia Kuno
Baca Juga: Sirrush, Makhluk Mitologi Penjaga Dewa Pelindung Mesopotamia Kuno
Baca Juga: Kota Kuno Nippur, Salah Satu Kota Suci Dalam Peradaban Mesopotamia
Menurut Cenker Atila, seorang profesor dan arkeolog dari Universitas Sivas Cumhuriyet, ada dua masalah yang dihadapi timnya. Saat itu, mereka berusaha mempelajari lebih lanjut tentang Tapputi dan karyanya.
Dia berkata, “Salah satunya adalah lauh pecah dan beberapa bagian penting hilang.”
“Kesulitan kedua,” tambahnya, “adalah tidak tanaman dan wadah yang persis seperti yang digunakan 3.200 tahun yang lalu. Misalnya, kami tidak tahu persis apa itu wadah hirsu.”
Namun karena digunakan dalam proses penyulingan parfum, kemungkinan besar hirsu mengacu pada wadah yang mirip dengan pot bunga.
Tanah kaya Mesopotamia dikaitkan dengan wewangian
Ergül juga menjelaskan, “Alasan utama mengapa Mesopotamia kaya akan budaya wewangian adalah tanahnya yang subur.”
Menurut Ergül, ada ratusan lauh yang berkaitan dengan produksi wewangian di Mesopotamia kuno. Oleh karena itu, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menerjemahkan semuanya agar lebih banyak parfum dapat diciptakan kembali.