Kalender Jawa: Benarkah Diciptakan Sultan Agung dari Kalender Hindu?

By Ade S, Jumat, 30 Desember 2022 | 12:30 WIB
Kalender Jawa diciptakan Sultan Agung untuk mengsinkronkan kaleder Hindu dengan kalender Islam (kompas.com)

Meski secara umum masyarakat Indonesia lebih mengenal penanggalan Masehi, namun, sebenarnya ada tiga jenis kalender lain yang masih digunakan.

Ketiga kalender yang dimaksud adalah kalender Hijriah atau kalender Islam, kalender Cina, dan terakhir kalender Jawa.

Khusus kalender Jawa, ternyata ada peran Sultan Agung dari terkait terciptanya penanggalan yang kerap dicari untuk mengetahui weton tersebut. (Cara Mengetahui Weton Berdasarkan Kalender Jawa)

Di masa pemerintahannya, 1613-1645, ada dua kalender yang berlaku di masyarakat, yaitu penanggalan Saka yang merupakan kalender Hindu serta penanggalan Islam.

Jika kalender Saka didasarkan pada pergerakan matahari, kalender Islam justru didasarkan pada pergerakan bulan.

Perbedaan ini, menurut raja terbesar Mataram Islam tersebut, membuat perayaan adat oleh keraton dan hari besar Islam tidak dapat berjalan bersamaan.

Atas dasar itulah Sultan Agung kemudian memutuskan untuk menciptakan kalender Jawa, yang memadukan kalender Hindu dan kalender Islam, pada 1633 Masehi.

Kalender Jawa sendiri terdiri dari 12 bulan yang setiap bulannya terdiri dari 30 hari. (Kalender Jawa Desember 2022)

Setiap tahunnya juga terdapat tambahan sebuah bulan yang disebut "bulan ganda" yang ditambahkan setiap tiga tahun sekali untuk menyesuaikan dengan siklus matahari.

Kalender Jawa pun hingga saat ini masih sering digunakan seperti terlihat dari masih banyaknya masyarakat yang mencari kata kunci "kalender jawa" di mesin pencari Google. (Kalender Jawa Januari 2023)

Hal ini terkait dengan fungsi kalender Jawa sebagai acuan dalam menentukan hari-hari penting dalam kehidupan sehari-hari, seperti hari pernikahan, hari pernikahan, dan hari-hari besar lainnya.