Berpetualang ke Masa Lampau di Istana Kaisar Tiongkok 'Kota Terlarang'

By Sysilia Tanhati, Selasa, 21 Februari 2023 | 18:00 WIB
Kota Terlarang menjadi istana kaisar Tiongkok selama ratusan tahun. Kini jadi museum, istana ini dulunya tidak boleh dimasuki rakyat. (Nick Fewings)

Nationalgeographic.co.id—Kota Terlarang (Forbidden City) adalah sebuah istana kekaisaran luas yang pernah menjadi tempat tinggal para kaisar Tiongkok. Istana ini merupakan keajaiban arsitektur kuno dan sejarah Tiongkok. Mencakup 720.000 meter persegi yang mengesankan, situs ini berisi koleksi terbesar struktur kayu kuno dari Kekaisaran Tiongkok.

Dengan lebih dari 800 bangunan dan hampir 9.000 ruangan, sangat mudah untuk tersesat dalam kemegahannya. Kota Terlarang di Beijing, Tiongkok, dibangun pada masa pemerintahan Kaisar Yongle dari Dinasti Ming. “Pembangunannya dimulai pada tahun 1406 M selesai pada tahun 1420,” tulis Wu Mingren di laman Ancient Origins. Sejak awal abad ke-15 hingga awal abad ke-20, Kota Terlarang menjadi istana dan kediaman kaisar Tiongkok Dinasti Ming dan Qing.

Istana yang terlarang bagi rakyat

Mengapa disebut Kota Terlarang? Kompleks istana ini terlarang bagi masyarakat Tiongkok pada umumnya di kala itu. Sehingga, mereka "dilarang" masuk tanpa izin. Kompleks itu adalah area eksklusif para kaisar, keluarga dekat, dan selir. Termasuk juga kasim, abdi dalem, dan pelayan.

Akses ke Kota Terlarang dikontrol dengan ketat, dengan jumlah individu terbatas yang diizinkan melewati temboknya. Bahkan pejabat tinggi hanya bisa memasuki area tertentu dari kompleks istana, tergantung pada pangkat dan statusnya. Siapa pun yang tertangkap tanpa izin di Kota Terlarang tanpa izin akan menghadapi hukuman berat, termasuk eksekusi.

Kota Terlarang menjadi rumah bagi karya seni dan artefak yang tak terhitung jumlahnya, termasuk lukisan, patung, dan kaligrafi. (Christel)

Eksklusivitas Kota Terlarang dimaksudkan untuk menekankan status ketuhanan dan tertinggi kaisar, sebagai Putra Langit. Sebagai pusat sistem kekaisaran Tiongkok, istana ini melambangkan kekuasaan dan otoritas kaisar atas seluruh Tiongkok.

Pembangunan Kota Terlarang

“Kota Terlarang dibangun untuk menggantikan istana kekaisaran Dinasti Yuan yang dihancurkan,” tambah Mingren. Situs ini dipilih karena fitur fengsui yang menguntungkan. Terletak di utara istana kekaisaran Dinasti Yuan sebelumnya, tempat tinggal kaisar Tiongkok ini dikelilingi perbukitan di utara dan sungai di selatan.

Kota Terlarang dibangun sebagai replika 'Istana Ungu' di surga. “Itu karena kaisar Tiongkok diyakini sebagai Putra Surga,” kata Mingren. Sejumlah besar batu besar ditambang dan diangkut ke lokasi untuk konstruksinya. Konon yang terberat di antaranya berbobot lebih dari 220 ton.

Temuan arkeologi mengungkapkan bahwa blok terbesar untuk membangun Kota Terlarang bersumber dari tambang yang terletak 70 kilometer jauhnya. Roda ditemukan di Tiongkok kuno sekitar 1500 Sebelum Masehi, awalnya diyakini bahwa batu-batu besar diangkut menggunakan teknologi ini.

Namun, sebuah dokumen berusia 500 tahun diterjemahkan yang mengungkapkan bagaimana batu-batu raksasa itu meluncur berkilometer jauhnya di atas kereta luncur yang dibuat khusus. Keret aitu kemudian ditarik di atas jalur es basah yang licin selama 28 hari. Para pekerja menggali sumur setiap 500 meter untuk mendapatkan air yang dituangkan ke atas es untuk melumasinya. “Sehingga membuatnya lebih mudah untuk menggeser bebatuan,” tambah Mingren lagi.

Dijaga dengan sangat ketat

Kota Terlarang adalah salah satu tempat yang paling dijaga ketat di Tiongkok saat itu. Keamanannya rumit dan canggih, dengan lapisan pertahanan dan sejumlah besar penjaga, pejabat, dan kasim yang bertugas melindungi kaisar dan keluarganya.

Istana itu dikelilingi parit, yang lebarnya lebih dari 50 meter dan diisi dengan air dari sungai terdekat. Tembok setinggi lebih dari 10 meter yang terbuat dari batu bata dan batu mengelilingi istana.

Ada empat gerbang utama yang menyediakan akses ke Kota Terlarang, masing-masing dijaga oleh tentara bersenjata lengkap.

Istana juga memiliki banyak lorong rahasia, ruangan tersembunyi, dan jebakan. Semua itu dirancang untuk mencegah penyusup mendapatkan akses ke kaisar.

Kompleks yang Luas

Kota Terlarang memiliki 800 bangunan dan berisi hampir 9.000 kamar, juga taman indah dan halaman luas. Istana ini menjadi rumah bagi karya seni dan artefak yang tak terhitung jumlahnya, termasuk lukisan, patung, dan kaligrafi.

Kota Terlarang memiliki 800 bangunan dan berisi hampir 9.000 kamar, juga taman indah dan halaman luas. (Di Weng)

Kompleks istana dibagi menjadi dua bagian utama: Pelataran Luar dan Pelataran Dalam. Pelataran Luar adalah tempat kaisar menjalankan tugasnya, sedangkan Pelataran Dalam disediakan untuk kaisar dan kediaman pribadi keluarganya. Satu-satunya pria yang diizinkan masuk ke Istana Dalam adalah kasim. Tujuannya adalah menjaga kemurnian keturunan kaisar Tiongkok.

Kenikmatan duniawi di dalam istana

Kota Terlarang dirancang untuk memenuhi kesenangan kaisar, menyediakan kemewahan, kesenangan, dan hiburan. Sebagai penguasa mutlak Tiongkok, kaisar mampu memerintahkan sumber daya yang sangat besar untuk memuaskan setiap keinginannya.

Kaisar Dinasti Ming dan Qing memiliki banyak selir. Catatan sejarah menyatakan bahwa di Dinasti Qing ada sekitar 20.000 wanita di harem kaisar.

Kaisar juga memiliki akses ke berbagai hiburan, termasuk pemain akrobat, penari, dan musisi, yang akan menghibur dia dan tamunya dengan keahliannya.

Istana mengadakan jamuan makan dan pesta besar, di mana kaisar dan tamunya akan disajikan rangkaian makanan lezat. Dikatakan bahwa makanan Ibu Suri Cixi biasanya terdiri dari 108 hidangan. “Konon jumlahnya bisa memberi makan beberapa ribu rakyatnya yang miskin,” ujar Mingren.

Terlepas dari kemewahan dan kenyamanan yang tersedia, hidup di Kota Terlarang bak hidup dalam sangkar emas. Pasalnya, kaisar tidak benar-benar bebas untuk menjelajah di luar tembok Kota Terlarang.

Tindakan pencegahan yang rumit harus diambil ketika kaisar melakukan perjalanan ke luar Kota Terlarang. Ini untuk memastikan keselamatannya. Misalnya, dia akan naik tandu, dikawal oleh penjaga, dan rute perjalanannya sudah diperiksa sebelumnya.

Orang asing pertama yang diizinkan menginjakkan kaki di Kota Terlarang

Orang Barat pertama yang diizinkan masuk ke Kota Terlarang adalah misionaris Yesuit Italia, Matteo Ricci. Tujuan Ricci adalah menyebarkan iman Kristiani di Tiongkok. Namun alasan mengapa ia diundang ke Kota Terlarang pada tahun 1601 bukan karena keyakinan agamanya. Pengetahuan ilmiahnya-lah yang membuat kaisar mengundangnya.

Andreas Everardus van Braam Houckgeest, seorang warga negara Amerika berhasil memasuki Kota Terlarang di masa Dinasti Qing. Kisah Houckgeest tentang kunjungannya ke Kota Terlarang pada tahun 1795 dituliskannya dalam jurnal. Houckgeest memberi para pembacanya beberapa kisah luar biasa tentang kehidupan di Kota Terlarang. Misalnya, ketika disuguhi daging yang telah digerogoti oleh kaisar. Rupanya, ini adalah kehormatan besar yang diberikan oleh kaisar.

Ketika istana kaisar tidak terlarang lagi

Kota Terlarang pertama kali dibuka untuk umum pada tahun 1925, setelah jatuhnya Dinasti Qing pada tahun 1911. Saat itu kaisar terakhir Tiongkok, Puyi, diusir dari istana pada tahun 1924. Pemerintah Republik Tiongkok yang baru memutuskan untuk mengubah istana menjadi museum. Saat itulah Kota Terlarang pertama kali dibuka untuk umum.

Baca Juga: Terikat Protokol, Begini Keseharian Kaisar Tiongkok di Kota Terlarang

Baca Juga: Sun Yaoting, Kasim Terakhir Kekaisaran Tiongkok di Kota Terlarang

Baca Juga: Harem Kota Terlarang: Kehidupan Selir dan Kasim Kaisar Tiongkok

Baca Juga: Dari Balik Tembok Kota Terlarang, Istana Kaisar Tiongkok selama 5 Abad 

Diubahnya Kota Terlarang menjadi museum memberikan pandangan sekilas kepada warga biasa tentang kehidupan keluarga kekaisaran. Juga membuka mata tentang kemegahan sistem Kekaisaran Tiongkok.

Sejak itu, Kota Terlarang dibuka untuk pengunjung dari seluruh dunia, menarik jutaan wisatawan setiap tahun. Karena usia istana dan jumlah pengunjung yang diterimanya, upaya pemugaran terus dilakukan untuk memastikan kelestariannya.

Dalam beberapa tahun terakhir, peraturan baru telah diberlakukan untuk mengatur jumlah pengunjung dan melestarikan warisan budaya istana. Kini, pemerintah Tiongkok memusatkan perhatian pada pelestarian dan pariwisata yang bertanggung jawab.

Melestarikan dan melindungi Kota Terlarang akan memastikan kekayaan sejarah dan warisan budayanya dapat dinikmati oleh generasi mendatang. Ketika masuk ke dalamnya, pengunjung akan diajak berpetualang ke masa lampau, masa ketika Kekaisaran Tiongkok sedang Berjaya.