Mereka berlayar dengan lancar untuk sementara waktu, mengitari Tanjung dan berlayar ke Atlantik. Tragedi terjadi saat berada di sekitar Tanjung Verde saat saudara da Gama, Paulo, jatuh sakit parah. Da Gama mengalihkan komando kapalnya dan memilih tinggal di Tanjung Verde bersama saudaranya.
Mereka kemudian memesan perjalanan ke Portugal melalui kapal yang berangkat dari Guinea, tetapi Paulo meninggal dalam perjalanan. Oleh sebab itu, da Gama turun ketika mereka mencapai Azores. Dia menguburkan saudara laki-lakinya dan berkabung sebelum menumpang kembali ke Lisbon. “Seluruh perjalanan telah memakan waktu lebih dari dua tahun untuk diselesaikan,” Beyer menambahkan.
Vasco da Gama kembali ke Portugal
Vasco da Gama menerima sambutan sebagai pahlawan. Dan meskipun dia harus berurusan dengan Kalikut Zamorin, ekspedisi itu dianggap sukses. Tahun-tahun berikutnya Portugal mengirimkan armada perdagangan tahunan melalui rute da Gama untuk berdagang dengan India.
Sebagai imbalan atas usahanya, raja Portugal, Manuel I, memberi Vasco da Gama kota Sines sebagai wilayah pribadinya.
Sementara itu, armada yang dikirim untuk berdagang dengan Kalikut Zamorin dilanda bencana. Perselisihan dengan serikat pedagang lokal di Kalikut memicu kerusuhan yang menewaskan 70 orang Portugis. Portugis, sebagai pembalasan, membombardir kota itu. Akibatnya, perang pecah antara Kalikut dan Portugal. Sehubungan dengan peristiwa ini, da Gama menawarkan untuk mengambil alih Armada ke-4 yang akan berlayar pada tahun 1502.
Pelayaran kedua menuju India
Memimpin 20 kapal, pelayaran kedua Vasco da Gama diutus untuk menyelesaikan perselisihan dengan Kalikut Zamorin. Kali ini, da Gama akan memaksa Kalikut untuk membayar upeti ke Portugal.
Dalam perjalanan ke Kalikut, pelayaran tersebut menemui kesuksesan karena melakukan kontak dengan pelabuhan perdagangan emas Sofala. Mereka pun memaksa Kesultanan Kilwa membayar upeti.
Setibanya di pantai Kalikut, Zamorin menyadari bahwa da Gama akan melakukan kekerasan besar. Sang raja pun mencoba mengambil sikap diplomatik dengan kapten Portugis itu. Pada saat yang sama, dia mengirim surat kepada bawahannya yang memberontak, penguasa Cochin. Ia memohon bantuan untuk menghadapi ancaman Portugis. Penguasa Cochin mengirim surat kepada da Gama. Namun alih-alih berdamai, da Gama justru menambah tuntutannya pada Kalikut.
Zamorin mengirim imam besarnya untuk melakukan pembicaraan dengan Vasco da Gama. Akan tetapi sang kapten tidak tertarik untuk bernegosiasi. Dia memotong telinga dan bibir utusan itu sebelum mengirimnya kembali ke raja.
Portugis kemudian menembaki kota tersebut sehingga menyebabkan kerusakan parah. Zamorin menanggapi dengan mengirimkan armada untuk berperang. Ini dikenal dengan Pertempuran Kalikut yang dimenangkan dengan telak oleh Vasco da Gama pada 1503.
Kematian Vasco da Gama
Terlepas dari keberhasilan ini, misi itu gagal. Zamorin tidak ditundukkan meski sudah kalah dalam pertempuran.
Pada tahun 1524, ia diangkat menjadi Raja Muda harta benda Portugis di India. Belakangan tahun itu, tak lama setelah kedatangannya di kota Cochin, sang penjelajah terjangkit malaria dan meninggal. Jenazahnya dibawa kembali ke Portugal 15 tahun kemudian.
Vasco da Gama adalah tokoh yang sangat penting yang sangat penting bagi keberhasilan Portugal sebagai kerajaan kolonial. Melalui pelayarannya, dia membuka rute perdagangan dan memperjelas keberadaan Portugal sebagai penakluk.
Prestasi Vasco da Gama memang patut diacungi jempol. Akan tetapi seperti banyak penjelajah dan penakluk pada saat itu, metodenya brutal. Ia tidak ragu membunuh dan menghancurkan kota agar tuntutannya dipenuhi.
Patung dan tugu peringatannya masih ada sampai sekarang. Namun para korban kolonialisme, khususnya India, memandangnya sebagai penjajah alih-alih penjelajah.