Kisah Toghon Temür, Pangeran Terbuang yang Jadi Kaisar Tiongkok

By Sysilia Tanhati, Kamis, 2 Maret 2023 | 08:00 WIB
Kaisar Tiongkok Toghon Temür menjadi kaisar Dinasti Yuan yang terakhir. Sebelum menjadi kaisar Tiongkok, Toghon Temür adalah pangeran yang terbuang. (Public Domain)

Nationalgeographic.co.id—Toghon Temür (1320 — 1370) dikenal sebagai Kaisar Huizong dari Kekaisaran Tiongkok. Ia adalah penguasa terlama dan kaisar terakhir dari Dinasti Yuan (1271 — 1368). Sebelum menjadi kaisar Tiongkok, Toghon Temür adalah pangeran yang terbuang.

Setelah duduk di tampuk kepemimpinan, ia menjadi kaisar yang rajin dan ambisius. Toghon Temür berambisi untuk mengembangkan kekaisaran. Sayangnya, ia harus menerima kenyataan jika upaya reformasinya gagal.

Di luar itu, Toghon Temür merupakan insinyur yang luar biasa, penyair handal dan ahli astrologi. Melansir dari China Fetching, segala keputusan politiknya diambil berdasarkan fenomena alam. “Ia juga menjadi kaisar terakhir dari Dinasti Yuan Mongol,” tulis Herbert Franke di laman Britannica.

Dari pangeran yang dibuang menjadi kaisar Tiongkok

Ketika Toghon Temür masih kecil, dia dibuang ke kota Guilin karena sengketa takhta. Selama di pengasingan, sang pangeran muda mempelajari Konfusianisme dan beberapa budaya tradisional Tiongkok lainnya.

Namun kemudian ayah, paman dan saudara laki-lakinya meninggal dunia ketika ia berusia 13 tahun. Ini menciptakan kekosongan takhta Kekaisaran Tiongkok. Sang pangeran terbuang pun disambut kembali ke ibu kota dan diangkat menjadi kaisar.

Saat itu, seorang perdana menteri yang kuat bernama Bayan mengendalikan kekaisaran. Dia mengalahkan musuh politiknya dan membinasakan klan mereka. Di saat yang sama, Bayan mengumpulkan sejumlah besar harta dengan rakus.

Bayan juga membatalkan Ujian Kekaisaran dan mengusir semua orang Han dari pemerintahan Yuan. Ia membuat pembatasan yang ketat terhadap orang-orang Han. Tindakannya itu menyebabkan lebih banyak pemberontakan dan pertempuran sengit di antara berbagai kelompok etis.

Perang tanpa henti dan pajak yang berat menciptakan kekacauan dan bencana bagi warga sipil. Kebijakan rasis dan semua kekacauan itu akhirnya mendorong rakyat untuk memberontak.

Kaisar Toghon Temür dan reformasi ambisiusnya

Dalam beberapa tahun berikutnya, Toghon Temür menemukan sekutu sempurna bernama Tuotuo (1314 — 1356), keponakan Bayan. Setelah perencanaan yang cermat, mereka memanfaatkan peluang bagus dan memulai kudeta untuk melawan Bayan.

Kemudian, Toghon Temür memperoleh kekuasaan terpusat dan mencalonkan Tuotuo sebagai perdana menteri baru. Saat itu, Toghon Temür, Kaisar Huizong dari Dinasti Yuan, baru berusia 20 tahun.