Nationalgeographic.co.id—Hubungan Republik Venesia dan Kekaisaran Ottoman sangat rumit. Mereka berperang bahkan hingga tiga abad, tetapi keduanya juga saling mengambil keuntungan dalam perdangan.
Keduanya merupakan kekuatan dominan dalam bidang ekonomi dan militer di Mediterania timur selama tiga abad. Saat itu Kekaisaran Ottoman dibawah kepemimpinan Sultan Selim II.
"Hubungan antara Republik Venesia dan Kekaisaran Ottoman dapat digambarkan melalui serangkaian konflik, dan juga melalui pertemuan komersial, ilmiah, dan artistik, tulis Luca Einaudi dari Pusat Sejarah dan Ekonomi, Magdalene College, Cambridge.
Salah satu perang paling penting adalah adalah perang Siprus yang menjadi awal mula terbentuknya Liga Suci di bawah naungan Paus Pius V.
Pada tahun 1570, Siprus merupakan wilayah jajahan Republik Venesia yang kaya akan sumber daya. Wilayah tersebut merupakan wilayah Venesia terbesar dan paling kaya di timur.
Akan tetapi, kemudian Kekaisaran Ottoman yang datang menginvasi Siprus untuk memerdekakannya. Alasan lainnya adalah karena kebijakan pemerintah penjajah Venesia di Siprus yang tidak melindungi lalu lintas kapal-kapal Kekaisaran Ottoman dari bajak laut, termasuk pengangkut jemaah Haji menuju Mekah. Inilah yang membuat jengkel Kekaisaran Ottoman.
Venesia kemudian melawan dan kota Famagosta dikepung selama hampir setahun, dengan garnisun 6.000 orang diserang oleh 200.000 pasukan Ottoman dengan 1.500 meriam.
Setelah menghabiskan semua sarana keuangan dan cadangan emas dan perak lainnya, komandan Venesia, Marcantonio Bragadin, memerintahkan pencetakan koin obsidian (pengepungan) darurat di dalam kota dengan nilai nominal jauh di atas kandungan tembaga aslinya, yang disebut Bisante.
Sementara itu, Kepausan menganggap, jika sampai Siprus jatuh, maka akan mengancam kekristenan di Eropa. Paus Pius V kemudian menggagas pembentukan Liga Suci yang sebenarnya lebih tepat disebut Koalisi Anti Ottoman.
Namun, ibu kota Siprus, Nikosia, dan sejumlah kota lain di pulau itu direbut dalam waktu singkat oleh bala tentara Kekaisaran Ottoman yang jauh lebih kuat.
Baca Juga: Kaisar Ottoman Bayezid II, Anak Mehmed II Sang Penakluk Konstantinopel