Veronica Parkes, peneliti alumni Medieval and Ancient Mediterranean di Wilfrid Laurier University, Kanada, berpendapat, Hesiodos mengubah citra Pandora. Pandora yang awalnya sebagai dewi pemberi segalanya menjadi versi yang "dianugerahi sesuatu" yang kita kenal sekarang.
"Sebuah komentar atas karya Hesiodos berpendapat bahwa Hesiodos tidak menunjukkan kesadaran akan mitologi sebelumnya seputar Pandora dalam perannya sebagai pembawa kehidupan," kata Parkes di Ancient Origins.
"Namun, otoritas lain tentang masalah ini berpendapat sebaliknya, bahwa Hesiod mengetahui mitos-mitos sebelumnya dan dengan sengaja menumbangkannya demi pandangan yang lebih patriarkal."
Dengan kata lain, Pandora yang kita kenal hari ini bukan asli mitologi Yunani kuno. Justru, legenda ini merupakan dongeng anti-feminisme yang dibuat oleh Hesiodos, terang Parkes. Dongeng ini dimanfaatkan oleh Hesiodos sebagai cerminan budaya ia tinggal untuk memperkuat bias patriarki tersebut.
"Juga telah dikemukakan bahwa Hesiod menyadari pergeseran kekuasaan pada masanya dari matriarki ke patriarki dan ini adalah caranya menjelaskan kejatuhan perempuan dari kekuasaan," lanjut Parkes.
"Dalam seni selanjutnya, Pandora dipandang sebagai anti-Athena, dari sisi berlawanan mereka memperkuat ideologi patriarki dan realitas sosio-politik yang sangat gender di Athena abad ke-5 SM. Athena naik di atas jenis kelaminnya untuk mempertahankannya, sedangkan Pandora mewujudkan kebutuhan akan kendali laki-laki."