Ketika Wabah Penyakit Kusta Melanda Sejarah Abad Pertengahan

By Hanny Nur Fadhilah, Minggu, 9 Juli 2023 | 07:00 WIB
Dalam sejarah abad pertengahan ketika penyakit kusta melanda, mereka membuat leprosaria, tempat pengasingan dan perawatan para penderita kusta. (Public domain)

Nationalgeographic.co.id—Penyakit kusta kini dapat diobati dan cukup langka terjadi. Telah banyak berbagai macam pengobatan modern yang tersedia untuk menyembuhkan penyakit ini. 

Namun, tahukah Anda? Dalam sejarah abad pertengahan tidak ada obat kusta pada periode tu.

Dari abad ke-11 hingga ke-14, penyakit ini menyebar luas di seluruh dunia. Di antara penyakit dan kesengsaraan yang ditemukan sepanjang sejarah, kusta mungkin merupakan penyakit kedua setelah wabah dalam kaitannya dengan penderitaan, cacat, dan kematian.

Penyakit kronis yang sekarang dikenal sebagai penyakit Hansen adalah infeksi bakteri yang menyebabkan luka pada kulit dan pada akhirnya, jika tidak diobati, merusak tulang wajah, tangan dan kaki, serta kesulitan bernapas hingga mengalami kebutaan.

Tidak seperti korban wabah, penderita dapat hidup dengan gejalanya selama beberapa tahun atau bahkan puluhan tahun. Maka dari itu, pasien kusta telah menjadi komponen yang dapat dikenali di masyarakat masa lalu. Mungkin, terdapat kasus di Inggris sejak abad keempat Masehi atau sebelumnya.

Belum ada pengobatan yang efektif untuk kusta kala itu. Terapi masa lalu lebih bersifat paliatif daripada kuratif, termasuk mandi obat, perban dan pengaturan pola makan.

Citra populer tentang 'penderita kusta' adalah diusir dan dipenjarakan secara brutal jauh dari masyarakat. Tidak semua mengalami itu, nyatanya, di Inggris abad pertengahan, perawatan penderita kusta sangat kompleks, bervariasi, dan terkadang sangat simpatik.

Sebelum Black Death atau Kematian Hitam menghancurkan Eropa dan meningkatkan ketakutan akan infeksi, penderita kusta menerima perawatan dan akomodasi dari gereja dan komunitas lokal.

Bernama leprosaria, 'koloni kusta' atau lazarettes adalah tempat pengasingan atau perawatan bagi para penderita kusta. Berlawanan dengan kesalahpahaman populer, leprosaria tidak secara inheren keras atau sepenuhnya terisolasi dari masyarakat.

Kusta Menyebar Luas dalam Sejarah Abad Pertengahan

Pada abad ke-4 M, kusta telah muncul di Inggris. Disebarkan oleh tetesan dari hidung atau mulut, menyebar luas pada pertengahan abad ke-11.

Dari abad ke-11 hingga sekitar waktu Black Death atau Kematian Hitam (1346-1352), kemungkinan lebih dari 300 leprosaria muncul di seluruh Inggris. Mirip dengan biara, rumah sakit semu ini sering didirikan di luar pemukiman yang sibuk.

Di sana, penderita kusta hidup tidak dalam isolasi total, tetapi dengan kebebasan tertentu. Seperti berada di luar daerah sibuk berarti mereka tidak diasingkan ke sel atau pulau, tetapi dapat menikmati ruang yang tersedia di lingkungan pedesaan mereka.

Beberapa penderita kusta tunduk pada aturan manajemen yang ketat, membatasi penghuninya pada rutinitas tertentu dan hidup selibat. Mereka yang melanggar aturan bisa mendapatkan hukuman yang keras.

Kusta pertama yang diketahui di Inggris diperkirakan adalah St Mary Magdelen di Hampshire. Penggalian arkeologi di sana mengungkapkan sisa-sisa yang menunjukkan tanda-tanda penyakit kusta.

Kehidupan di St Mary Magdalene, seperti di leprosaria lainnya, akan berputar di sekitar doa dan pengabdian spiritual. Ada bukti bahwa kusta menerima sumbangan amal dari anggota masyarakat, sedangkan penderita kusta akan menerima sedekah dari masyarakat setempat.

Reaksi terhadap kusta sangat kompleks dan bervariasi pada sejarah abad pertengahan. Beberapa, misalnya, memandang penyakit kusta sebagai hukuman ilahi atas dosa, yang dikenal sebagai 'kematian yang hidup'.

Diabaikan karena sudah meninggal, penderita kusta bisa dikuburkan dan harta bendanya diwariskan kepada kerabatnya.

Namun, yang lain membandingkan penderitaan penderita kusta dengan api penyucian di Bumi, yang berarti penderita akan melewati api penyucian setelah kematian dan langsung pergi ke surga. Hal ini membuat mereka yang menderita kusta, beberapa percaya lebih dekat dengan Tuhan, dan karenanya layak menjadi subjek kebajikan, bahkan penghormatan.

Leprosaria mendorong hidup bersih, makanan segar—sering ditanam di lokasi—dan hubungan dengan alam. Diperkirakan banyak leprosari memiliki kebun yang bisa dirawat oleh penghuninya

Selain itu, jauh dari dikucilkan dari masyarakat, penderita kusta mendapat kunjungan dari anggota keluarga dan teman. 

Ada bukti bahwa pada abad ke-14, kusta mulai dihuni oleh mereka yang tidak benar-benar menderita kusta. Hal ini mungkin disebabkan oleh kesalahan diagnosis, tetapi mungkin juga hanya karena leprosaria dianggap sebagai tempat yang layak disebut rumah—khususnya bagi orang miskin atau melarat.

Wabah Black Death atau Kematian Hitam di Sejarah Abad Pertengahan

Pada pertengahan abad ke-14, Kematian Hitam merajalela di seluruh Eropa abad pertengahan, menghancurkan populasi dan membunuh jutaan orang.

Setelah wabah terburuk, masyarakat abad pertengahan lebih peduli tentang penularan dan penyakit. Hal ini mengakibatkan perlakuan yang lebih keras terhadap penderita kusta.

Dalam menghadapi pengawasan dan stigma, penderita kusta terpaksa diisolasi lebih ketat dan tunduk pada pembatasan sosial, bahkan pelecehan dan korupsi.

Prevalensi kusta di Eropa mulai berkurang, memaksa beberapa leprosaria ditutup atau dialihkan menjadi rumah sakit umum dalam sejarah abad pertengahan.