Aleksander memiliki satu dan bahkan mungkin dua anak - keduanya putra. Salah satunya, yang dikenal sebagai Aleksander IV.
Anak itu adalah putranya dengan istrinya, Roxana. Yang lainnya, yang dikenal sebagai Herakles dari Makedonia, adalah putranya dengan Barsine. Barsine dipercaya sebagai gundik sang penakluk dari Makedonia itu.
Roxana adalah putri seorang kepala suku di Bactria, sebuah daerah di Asia Tengah. Pasukan Aleksander menangkapnya saat melakukan penyerangan di wilayah tersebut.
Ia menikah dengannya sekitar tahun 327 Sebelum Masehi, tulis Ian Worthington, seorang profesor sejarah kuno di Macquarie University.
“Ironisnya, Aleksander Agung tidak pernah melihat putra-putranya,” tulis Owen Jarus di laman Live Science.
Roxana mengandung Aleksander IV ketika Aleksander Agung meninggal di Babilonia pada tahun 323 Sebelum Masehi.
Herakles dari Makedonia lahir dari seorang gundik bernama Barsine. Ia adalah wanita bangsawan Persia. Herakles diperkirakan lahir sekitar tahun 327 Sebelum Masehi.
Beberapa sarjana di zaman modern mempertanyakan apakah Aleksander Agung sebenarnya adalah ayah dari Herakles.
Mengapa? Keraguan muncul karena Aleksander Agung tidak pernah secara resmi mengakui anak tersebut. Meski begitu, tampaknya ada konsensus di antara beberapa sarjana modern bahwa Heracles adalah putra kandungnya.
Mengapa kedua putra Aleksander Agung tidak menjadi raja?
Setelah Aleksander Agung meninggal di usia 32 tahun, tidak ada penerus yang jelas untuk kerajaan besarnya.
Wilayah kekuasaan sang penakluk itu membentang dari Balkan hingga Pakistan modern. Karena itu, dia dikenal sebagai penakluk hebat dalam sejarah kuno.