Ninja Dianggap Tidak Terhormat Dibanding Samurai dalam Sejarah Jepang?

By Hanny Nur Fadhilah, Senin, 14 Agustus 2023 | 09:00 WIB
Ninja dalam sejarah Jepang dikenal terampil dalam seni bela diri. (Getty Images)

Nationalgeographic.co.id—Ninja adalah salah satu tokoh paling menarik dalam sejarah Jepang. Kisahnya banyak diselimuti misteri dan mitos. Seringkali, ninja dianggap tidak terhormat dibanding samurai Kekaisaran Jepang. Lantas, mengapa hal ini bisa terjadi?

Keahlian ninja beragam. Mereka dilatih di berbagai bidang. Bukan hanya pejuang yang terampil, tetapi juga ahli dalam penyamaran, infiltrasi, dan sabotase. Namun dengan tugas yang dilakukannya itu, mereka sering dianggap tidak terhormat dibandingkan samurai tradisional Kekaisaran Jepang.

Pasalnya, sebagian besar aspek ninja disebut sebagai penghinaan terhadap samurai. Di mana samurai adalah warga kelas atas dan ninja sebagian besar terdiri dari warga kelas bawah.

Samurai bertempur dengan gagah berani dalam pertempuran dan mengikuti bushisdo (jalan prajurit), yang merupakan kode kehormatan dan cita-cita yang harus dijunjung tinggi oleh samurai. Sebaliknya, metode ninja melawan bushido hampir dalam segala hal.  

Asal Usul Ninja

Asal usul ninja dalam sejarah Jepang dapat ditelusuri kembali ke masa awal era feodal Jepang, pada abad ke-14. Pada saat itu, Jepang berada dalam keadaan perang terus-menerus, dan berbagai klan samurai bersaing memperebutkan kekuasaan.

Dalam lingkungan yang kacau seperti itu, operasi rahasia menjadi bagian penting dari peperangan. Di sinilah peran ninja. Mereka awalnya dipekerjakan oleh panglima perang dan samurai yang kuat untuk mengumpulkan intelijen, melakukan spionase, dan membunuh musuh mereka.

Untuk menjalankan misi mereka dengan sukses, ninja harus dapat bergerak secara diam-diam dan cepat, menggunakan berbagai senjata dan alat, dan berbaur dengan lingkungan mereka. Mereka sering digunakan untuk memata-matai wilayah musuh dan mengumpulkan informasi yang dapat digunakan untuk merencanakan serangan.

Mereka sering digambarkan dalam budaya pop sebagai pembunuh berbaju hitam, terampil dalam seni bela diri dengan sembunyi-sembunyi, mampu memanjat tembok dan bergerak tanpa suara. Namun, kebenaran tentang ninja jauh lebih kompleks daripada yang disarankan oleh penggambaran populer ini

Berlawanan dengan kepercayaan populer, ninja tidak selalu memakai pakaian hitam. Bahkan, mereka sering memakai penyamaran untuk berbaur dengan lingkungannya. 

Dalam sejarah Jepang, Ninja dikenal karena kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan lingkungan dan menggunakan apapun yang tersedia bagi mereka. Misalnya, seorang ninja berpakaian seperti petani bahkan biksu, atau tergantung situasinya.

Ninja juga terampil menggunakan berbagai senjata, termasuk shuriken, pisau lempar, dan pedang.

Mereka sangat mahir menggunakan pedang pendek dan belati dalam pertempuran jarak dekat. Banyak dari teknik mereka dirancang untuk melumpuhkan atau membunuh lawan mereka dengan cepat dan efisien.

Hattori Hanzo, Ninja Paling Terkenal dalam Sejarah Jepang

Hattori Hanzo adalah seorang ninja legendaris dalam sejarah Jepang yang lahir pada tahun 1542 di provinsi Mikawa. Dia adalah kepala sekelompok ninja yang melayani Keshogunan Tokugawa. Dikenal dengan nama Masanari, dia sering disebut sebagai Hattori Masanari Hanzo. 

Dalam sejarah Jepang, Hattori Hanzo terkenal karena keahliannya sebagai seorang ninja, dan dianggap sebagai salah satu ninja terbaik pada masanya. Dia dikenal karena keahliannya dalam penyusupan, penyamaran, dan pembunuhan, dan menjadi penasihat terpercaya Tokugawa Ieyasu.

Hanzo berperan penting dalam pendirian Keshogunan Tokugawa, dan memainkan peran kunci dalam mengamankan posisi Tokugawa sebagai penguasa Jepang.

Penurunan Ninja dalam Sejarah Jepang

Saat Jepang memasuki periode yang relatif damai pada abad ke-17, kebutuhan akan ninja menurun. Peperangan samurai menjadi kurang umum, dan peran ninja bergeser menjadi mata-mata dan pembawa pesan. 

Beberapa ninja menjadi pengawal atau tentara bayaran, sementara yang lain bekerja sebagai petani atau pedagang dalam sejarah Jepang. Pada abad ke-19, ninja telah menghilang, dan keterampilan serta teknik mereka dilupakan. 

Ninja dan Popularitas Modern 

Sempat mengalami kemunduran, namun pada abad ke-20, minat terhadap ninja bangkit kembali, sebagian berkat budaya populer. Film dan buku komik Ninja, serta video game, membawa ninja kembali ke garis depan budaya populer.

Saat ini, ninja terkenal karena keterampilan dan keberanian mereka, dan warisan mereka terus menginspirasi generasi baru seniman bela diri dan penggemar aksi.

Sejarah ninja yang sebenarnya jauh lebih kompleks dan bernuansa daripada yang disarankan oleh mitos populer. Sementara ninja memang petarung dan pembunuh yang terampil, mereka juga ahli penyamaran, infiltrasi, dan spionase.

Mereka memainkan peran penting di era feodal Jepang, membantu membentuk arah peperangan dan melindungi majikan mereka. Meskipun peran ninja menurun saat Jepang bergerak menuju perdamaian di abad ke-17, warisan mereka tetap hidup melalui teknik dan cerita mereka.

Saat ini, banyak orang masih terpesona oleh ninja, dan kisah mereka terus menginspirasi generasi baru. Teknik yang dikembangkan oleh para ninja telah dimasukkan ke dalam seni bela diri dan sistem pertahanan diri modern, dan keterampilan ninja yang legendaris terus dikagumi oleh orang-orang di seluruh dunia.

Sementara mitos ninja sebagai pembunuh berbaju hitam mungkin menarik, penting untuk diingat bahwa sejarah sejati ninja jauh lebih kompleks dan menarik.

Dengan memahami sifat sebenarnya dari peran ninja dalam sejarah Jepang, kita dapat menghargai keterampilan dan pencapaian mereka serta menghargai warisan mereka. Itulah asal-usul ninja dalam sejarah Jepang hingga namanya tetap dikenal di zaman modern seperti sekarang.