Pemberontakan Satsuma, Hilangnya Samurai Lahirnya Modernisasi Jepang

By Hanny Nur Fadhilah, Minggu, 13 Agustus 2023 | 17:00 WIB
Pemberontakan Satsuma momen yang menentukan dalam sejarah Jepang, menandai akhir dari sebuah era dan awal yang baru. (Wikimedia Commons)

Namun, mereka akhirnya terpaksa mundur karena kekurangan perbekalan.

Pada bulan-bulan berikutnya, pemberontakan menyebar ke bagian lain Kyushu, dengan beberapa domain lain dan samurai bergabung dengan perjuangan Saigo.

Pemberontak memenangkan beberapa pertempuran kecil, tetapi mereka tidak dapat mengamankan kemenangan yang menentukan. Tentara Kekaisaran, sementara itu, menerima bala bantuan dan mulai melawan para pemberontak.

Mereka merebut benteng-benteng utama, seperti Kastil Kumamoto, dan menimbulkan kerugian besar pada pasukan pemberontak.

Pertempuran pemberontakan terakhir terjadi di Shiroyama pada tanggal 24 September 1877. Saigo dan pasukannya yang tersisa, kalah jumlah dan persenjataan, bertempur dengan gagah berani tetapi akhirnya dikalahkan.

Saigo sendiri bunuh diri daripada menyerah kepada Tentara Kekaisaran. Salah satu konsekuensi terpenting dari pemberontakan tersebut adalah berakhirnya kelas samurai. 

Samurai telah menjadi kekuatan politik yang kuat di Jepang selama berabad-abad, tetapi cara hidup tradisional mereka terancam oleh kebijakan modernisasi pemerintah Meiji.

Di era Meiji, terdapat banyak perubahan di Kekaisaran Jepang. Perubahan ini turut memengaruhi kelas samurai yang sebelumnya berkuasa di pemerintahan. Seperti apa kehidupan di era Meiji ketika samurai tidak lagi berkuasa? (Hulton-Deutsch Collection/Getty Images)

Saigo Takamori, seorang mantan samurai yang memimpin pemberontakan, percaya bahwa reformasi pemerintah menghancurkan nilai-nilai tradisional Jepang dan ingin mengembalikan kekuatan samurai.

Namun, pemberontakan tersebut berhasil dipatahkan, dan kelas samurai berangsur-angsur menghilang dari masyarakat Jepang.

Konsekuensi lain dari Pemberontakan Satsuma adalah konsolidasi kekuasaan pemerintahan Meiji.

Pemerintah menghadapi tentangan dari berbagai kelompok, termasuk para samurai, yang tidak senang dengan laju perubahan di Jepang.