Penaklukan Kaisarea mengganggu Kekaisaran Bizantium karena ancaman dari Kesultanan Turki Seljuk Raya semakin mendekat. Hal ini menyebabkan naiknya pangkat Romano IV Diogenes, seorang komandan militer berpengalaman menjadi raja.
Romanos melakukan beberapa reformasi cepat pada tentara Kekaisaran Bizantium dan memimpin ekspedisi melawan Kesultanan Turki Seljuk Raya pada tahun 1068-1069.
Dia didampingi oleh saingan politik Andronikos Doukas dan meraih beberapa kemenangan kecil melawan Kekaisaran Turki Seljuk Raya.
Namun, pasukan Romanos tidak seperti dulu lagi. Pasukannya terdiri dari berbagai tentara yang kekuatan dan loyalitasnya diragukan.
Termasuk sebagian dari Garda Varangia dan sejumlah pasukan Georgia, Armenia, dan Suriah. Garda Varangia adalah tentara bayaran di Kekaisaran Bizantium yang berasal dari bangsa Viking.
Garda Varangia sebelumnya memang salah satu tentara Kekaisaran Bizantium yang terkenal. Mereka memainkan perang yang mengejutkan namun penting dalam Kekaisaran Bizantium.
Ada juga banyak tentara bayaran. Seperti kavaleri berat dari Frank, Norman, dan kavaleri ringan Turki. Total kekuatan adalah 40.000 hingga 70.000. Hanya 10.000 dari mereka yang merupakan tentara reguler Kekaisaran Bizantium.
Kaisar Romanos Ditangkap
Namun demikian, pada tahun 1071 Romanos menyerukan pertempuran di Anatolia untuk menyingkirkan Kesultanan Turki Seljuk Raya untuk selamanya. Kemudian mengusirnya dari Armenia dan wilayah Asia Kecil lainnya.
Di sisi lain, Kesultanan Turki Seljuk Raya di bawah pimpinan Sultan Alp Arslan merupakan sebuah kerajaan yang kini meliputi Iran, Irak, dan sebagian besar Timur Dekat.
Pasukan sultan Alp Arslan yang cukup besar mencakup kavaleri yang terdiri dari para penunggang kuda yang sangat terampil dan lincah.